Author Archives: DL - Biandra

https://mezzojane.com

BRIN Pacu Inovasi AI untuk Perkuat Pertahanan Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menggencarkan pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) guna memperkuat sektor industri strategis pertahanan nasional. Dalam acara temu bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi yang digelar di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Tangerang Selatan, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menekankan bahwa penerapan AI dapat meningkatkan efisiensi serta kinerja sistem pertahanan dengan biaya yang lebih terjangkau.

Handoko mencontohkan bahwa AI dapat diterapkan di berbagai sektor seperti sistem telekomunikasi, pemetaan, dan pengambilan gambar udara. Selain itu, BRIN juga tengah mengembangkan teknologi pemetaan dan pengawasan, serta pesawat tanpa awak atau drone dari berbagai ukuran. AI dinilai mampu memperkuat kemampuan sistem-sistem ini, terutama dalam pengolahan data dan respons otomatis yang dibutuhkan di medan operasi modern.

Tak hanya mengandalkan AI, BRIN juga mengembangkan teknologi material baru seperti komposit ringan yang diperuntukkan bagi drone. Material tersebut diharapkan mampu meningkatkan kapasitas angkut tanpa mengorbankan kekuatan dan struktur dari perangkat udara tersebut. Pengembangan ini menjadi bagian dari strategi BRIN untuk menyokong teknologi pertahanan yang tangguh dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan, Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto, menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi antara peneliti, pelaku industri, dan pengguna. Ia menegaskan bahwa AI dan elektronika merupakan dua sektor penting yang harus menjadi fokus riset, karena perkembangan global di bidang tersebut berlangsung sangat cepat. Menurutnya, sinergi antara riset dan industri adalah kunci agar Indonesia tidak tertinggal dalam kemajuan teknologi pertahanan modern.

ChatGPT Dapatkan Pembaruan Fitur Memory with Search untuk Personalisasi Pengalaman Pengguna

OpenAI baru-baru ini memperkenalkan pembaruan signifikan pada ChatGPT dengan fitur baru bernama “Memory with Search.” Fitur ini memungkinkan ChatGPT untuk menggabungkan informasi yang telah disimpan dari percakapan sebelumnya dengan hasil pencarian di internet, sehingga memberikan respons yang lebih relevan dan personal. Dengan hadirnya fitur ini, ChatGPT dapat memberikan pengalaman yang lebih terpersonalisasi, yang menjadi daya tarik tambahan bagi penggunanya, di tengah persaingan ketat dengan teknologi serupa seperti Claude dari Anthropic dan Gemini dari Google.

Melalui fitur Memory with Search, ChatGPT dapat menyesuaikan pencarian web berdasarkan data yang diingat, misalnya ketika pengguna sebelumnya membahas diet vegan dan lokasi mereka di San Francisco. ChatGPT kemudian akan menyesuaikan pencarian seperti “restoran dekat saya” menjadi “restoran vegan di San Francisco,” memberikan hasil yang lebih spesifik dan relevan. Fitur ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas percakapan dan membuatnya lebih akurat sesuai dengan kebutuhan individu.

Pengguna tetap memiliki kontrol penuh terhadap fitur ini, dengan opsi untuk menonaktifkannya kapan saja melalui pengaturan. Meskipun pembaruan ini sudah diluncurkan, belum diketahui secara pasti siapa saja yang telah mendapatkan akses ke fitur ini. Beberapa pengguna di platform X (sebelumnya Twitter) melaporkan bahwa mereka telah melihat fitur ini aktif. OpenAI juga menegaskan bahwa informasi sensitif, seperti riwayat kesehatan, tidak akan disimpan dalam memori untuk menjaga perlindungan data pribadi pengguna.

Instagram Hadirkan Fitur Blend untuk Pengalaman Reels yang Lebih Kolaboratif

Instagram baru-baru ini meluncurkan fitur baru yang dinamakan Blend, yang memungkinkan pengguna untuk membuat feed rekomendasi Reels yang disesuaikan dengan minat teman atau grup. Fitur ini bersifat undangan khusus dan hanya dapat diaktifkan melalui percakapan pribadi atau grup DM. Setiap hari, feed yang dipersonalisasi ini akan diperbarui dengan konten baru yang dikurasi khusus untuk setiap anggota grup tersebut.

Dengan Blend, pengguna dapat mengeksplorasi berbagai Reels yang relevan dengan preferensi teman-teman mereka. Jika ada anggota grup yang memberikan reaksi terhadap sebuah Reel, Instagram akan mengirimkan notifikasi untuk mendorong interaksi lebih lanjut dalam obrolan. Tujuan utama dari fitur ini adalah untuk mempererat koneksi sosial antar pengguna serta memberikan kesempatan untuk menemukan jenis konten yang disukai teman-teman mereka.

Blend juga menawarkan cara baru bagi Instagram untuk meningkatkan penemuan konten dan memperpanjang durasi menonton Reels, memberikan pengalaman menonton yang lebih kolaboratif. Fitur ini mengingatkan pada konsep di Spotify, di mana pengguna dapat menggabungkan selera musik mereka dalam satu playlist yang terus diperbarui bersama teman-teman. Untuk menggunakan Blend, cukup buka obrolan DM, kirim undangan kepada teman, dan nikmati feed yang telah dipersonalisasi.

Dengan fitur ini, Instagram semakin memperkuat posisinya sebagai platform sosial yang memfokuskan diri pada berbagi momen dengan teman, berbeda dari pendekatan yang diambil oleh pesaing utamanya, TikTok.

POCO Pantau Ketat Dampak Kebijakan Tarif AS: Tetap Komitmen Harga Terjangkau

POCO Indonesia menyatakan sikap atas kebijakan tarif timbal balik yang direncanakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kebijakan ini berpotensi menimbulkan dampak besar terhadap pasar elektronik secara global, termasuk industri ponsel pintar di Indonesia. Product PR Manager POCO Indonesia, Abee Hakiim, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini masih memantau secara cermat situasi pasar. Ia menambahkan bahwa fluktuasi harga akibat gejolak kebijakan ini memang menjadi perhatian, namun tidak serta-merta menjadi alasan POCO untuk menaikkan harga produknya.

Abee menegaskan bahwa POCO tetap berkomitmen menghadirkan ponsel pintar dengan spesifikasi unggulan namun dengan harga yang tetap kompetitif. Menurutnya, masukan dari pengguna akan selalu menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam hal penentuan harga. Meskipun pasar tengah dihadapkan pada ketidakpastian, perusahaan tetap berupaya menjaga keseimbangan antara kualitas dan keterjangkauan.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat tengah menyusun tarif impor baru yang ditujukan untuk produk semikonduktor. Sejumlah perangkat elektronik seperti laptop, chip memori, hingga ponsel pintar termasuk dalam cakupan produk yang akan terdampak. Meski tidak masuk dalam daftar tarif timbal balik, ponsel pintar kini dimasukkan ke dalam kategori khusus tarif semikonduktor. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menjelaskan bahwa kebijakan ini dirancang untuk memberikan kepastian hukum bagi pelaku industri teknologi dan mendorong relokasi rantai pasok ke wilayah Amerika Serikat.

OpenAI Siapkan Media Sosial Baru yang Dilengkapi Fitur ChatGPT

OpenAI, perusahaan pengembang kecerdasan buatan yang menciptakan ChatGPT, dikabarkan tengah mengembangkan sebuah platform media sosial yang mirip dengan X. Dilansir dari Tech Crunch pada Rabu (15/4), proyek ini masih dalam tahap awal, namun sebuah purwarupa internal telah diperkenalkan. Purwarupa tersebut menampilkan fitur feed yang memungkinkan pengguna menghasilkan gambar menggunakan teknologi ChatGPT.

Meski demikian, belum jelas apakah media sosial ini akan diluncurkan sebagai aplikasi terpisah atau justru akan digabungkan dengan aplikasi ChatGPT yang sudah ada. Jika proyek ini diluncurkan, OpenAI berpotensi bersaing langsung dengan X milik Elon Musk dan platform sosial lainnya milik Meta seperti Facebook dan Instagram.

Salah satu daya tarik yang bisa ditawarkan oleh platform ini adalah akses data real-time, yang berfungsi untuk melatih model kecerdasan buatan OpenAI, mirip dengan apa yang dimiliki oleh X dan Meta. CEO OpenAI, Sam Altman, dikabarkan sudah meminta masukan dari pihak luar terkait pengembangan platform media sosial ini.

Meski proyek ini belum pasti akan diluncurkan secara publik, keberadaan purwarupa tersebut menunjukkan bahwa OpenAI tengah menjajaki kemungkinan ekspansi ke ranah yang lebih luas. Sebelumnya, OpenAI juga mendaftarkan berbagai produk baru kepada Kantor Paten dan Merek Dagang AS, termasuk perangkat keras seperti headphone, kacamata pintar, dan robot humanoid yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari simulasi hingga hiburan.

Masa Depan Teknologi: Pameran Produk Konsumen Internasional China Menampilkan Inovasi Canggih

Pameran Produk Konsumen Internasional China (CICPE) kelima yang sedang berlangsung di Haikou, China, menjadi ajang yang menarik perhatian dengan integrasi teknologi terbaru ke dalam kehidupan sehari-hari. Sejak 13 hingga 18 April, pameran ini menampilkan berbagai inovasi dalam kecerdasan buatan (AI) dan ekonomi ketinggian rendah, menjadikannya sebagai gambaran masa depan yang semakin cerdas dan terhubung.

Beberapa raksasa teknologi, seperti Huawei dan China Mobile, memamerkan solusi futuristik mereka. Huawei memperkenalkan ekosistem HarmonyOS yang menghubungkan pengguna, kendaraan, dan rumah dengan teknologi pelacakan mata untuk membaca buku digital tanpa menggunakan tangan. Sementara itu, China Mobile menampilkan sistem rumah pintar dengan robot pendamping untuk perawatan lansia dan keamanan rumah berbasis AI.

AI juga menjadi fokus utama dengan robot-robot humanoid yang mampu melakukan tugas kompleks, seperti menari dengan kostum etnis lokal atau menangani barang-barang rentan. Teknologi kesehatan turut disorot, dengan pemantauan glukosa berkelanjutan dan kacamata terapi cahaya yang semakin menonjolkan perpaduan antara teknologi dan kesehatan.

CICPE juga memperkenalkan inovasi dalam ekonomi ketinggian rendah, seperti pesawat listrik eVTOL dan kendaraan terbang. Inovasi ini memberi gambaran tentang logistik kota pintar yang semakin berkembang. Selain itu, pesawat nirawak dari United Aircraft juga mendapat sorotan dengan sertifikasi tipe pertama untuk helikopter nirawak di China, memperlihatkan masa depan industri drone di negara tersebut.

OpenAI Perkenalkan Proses Verifikasi ID untuk Akses Model AI Terkini

OpenAI, perusahaan teknologi terkemuka yang mengembangkan kecerdasan artifisial (AI), mengumumkan pembaruan kebijakan yang mengharuskan pengguna untuk melakukan verifikasi identitas digital saat mengakses beberapa model AI canggih. Kabar ini pertama kali dilaporkan oleh TechCrunch pada Minggu (13/4), berdasarkan informasi yang ditemukan di halaman dukungan yang dipublikasikan OpenAI pada pekan lalu.

Verifikasi ID, yang disebut sebagai “Organisasi Terverifikasi,” akan menjadi langkah baru bagi pengembang untuk mendapatkan akses ke model AI terbaru dan paling canggih di platform OpenAI. Proses verifikasi ini membutuhkan ID yang dikeluarkan oleh pemerintah dari negara yang didukung oleh API OpenAI. Selain itu, satu ID hanya dapat digunakan untuk memverifikasi satu organisasi dalam periode 90 hari, dan tidak semua organisasi akan memenuhi syarat untuk verifikasi tersebut.

Pihak OpenAI menyatakan bahwa mereka menganggap serius tanggung jawab untuk memastikan bahwa teknologi AI dapat diakses secara luas dan digunakan dengan aman. Menurut mereka, langkah ini diambil untuk mengurangi penyalahgunaan API OpenAI yang melanggar kebijakan penggunaan, sambil tetap menyediakan model canggih kepada komunitas pengembang yang lebih luas. Proses verifikasi juga bertujuan untuk meningkatkan keamanan produk OpenAI, seiring dengan semakin canggihnya teknologi mereka.

Selain itu, OpenAI juga berupaya mengurangi risiko pencurian hak kekayaan intelektual (IP). Ini tercermin dalam laporan yang menyebutkan upaya perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengurangi penggunaan model yang berbahaya, termasuk potensi penyalahgunaan oleh kelompok yang diduga terkait dengan Korea Utara. Selain itu, OpenAI menyelidiki kemungkinan pencurian data oleh pesaing dari China, DeepSeek, yang diduga menggunakan API OpenAI pada akhir 2024.

AI dan Masa Depan Digital ASEAN-China: Kolaborasi Cerdas di Tengah Tantangan Etika

Perwakilan media dan wadah pemikir dari Tiongkok serta negara-negara anggota ASEAN berkumpul dalam Forum Media dan Wadah Pemikir China-ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur, Jumat (11/4). Forum yang mengangkat tema “Memperkuat Kerja Sama ASEAN-China” ini menjadi ruang diskusi mendalam tentang tantangan dan peluang yang ditawarkan kecerdasan buatan (AI) di era digital saat ini.

Dalam konsensus yang dihasilkan, peserta menekankan bahwa kemajuan AI membawa potensi besar bagi transformasi pembangunan, namun juga menimbulkan risiko yang perlu diantisipasi. AI diakui mampu mempercepat proses riset, komunikasi, dan pengambilan keputusan, tetapi tetap harus dikendalikan oleh kebijaksanaan dan keahlian manusia. Pamela Samia dari Kantor Berita Filipina menyatakan bahwa meskipun AI sangat membantu, peran manusia tetap tak tergantikan dalam penilaian kritis dan pengambilan keputusan.

Veronika S. Saraswati dari Indonesia China Partnership Studies menambahkan bahwa pengembangan AI harus berpijak pada data lokal serta nilai-nilai budaya Timur, demi menciptakan keseimbangan di ruang digital global. Sementara itu, Sivanxay Siphankham dari Kantor Berita Laos menyoroti pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan misinformasi dan menjaga transparansi AI di tangan manusia.

Lee Chean Chung dari Malaysia menegaskan bahwa etika, privasi, dan transparansi algoritma perlu menjadi pilar utama dalam kebijakan AI. Thida Tin dari Myanmar turut mengingatkan bahwa inovasi teknologi harus berjalan beriringan dengan pertimbangan etis demi menjaga dampak sosial yang adil dan berkelanjutan. Forum ini berhasil mempertemukan 260 peserta dari lebih 160 institusi lintas ASEAN dan Tiongkok.

GPT-4 Akan Digantikan oleh GPT-4o pada 2025: Apa Artinya bagi Pengguna ChatGPT?

OpenAI mengumumkan bahwa mulai 30 April 2025, GPT-4 akan dihentikan penggunaannya di ChatGPT dan digantikan dengan model terbaru mereka, GPT-4o. Perubahan ini menandakan kemajuan signifikan dalam teknologi AI yang digunakan oleh ChatGPT. GPT-4o diharapkan memberikan peningkatan besar, terutama dalam hal penulisan, pemrograman, dan ilmu sains serta teknologi (STEM), yang akan semakin memperkuat posisi ChatGPT sebagai platform AI andalan di berbagai bidang.

Meskipun GPT-4 tidak lagi tersedia di ChatGPT setelah penggantian ini, pengguna masih dapat mengaksesnya melalui API yang disediakan oleh OpenAI. Menurut pengumuman dari OpenAI, GPT-4o menawarkan sejumlah keunggulan dibandingkan GPT-4, termasuk kemampuan yang lebih baik dalam mengikuti instruksi, memecahkan masalah tersebut secara lebih efisien, dan menjaga kelancaran percakapan. Evaluasi langsung menunjukkan bahwa GPT-4o lebih efektif dan efisien daripada GPT-4.

GPT-4 pertama kali diluncurkan pada Maret 2023 dengan kemampuan multimodal yang memungkinkan ChatGPT dan Copilot Microsoft untuk memahami baik teks maupun gambar. Namun, pada November 2023, GPT-4 digantikan dengan GPT-4 Turbo yang menawarkan performa lebih cepat dan lebih hemat biaya. OpenAI juga tengah mempersiapkan model-model AI baru, termasuk varian GPT-4.1 yang terdiri dari GPT-4.1-mini dan GPT-4.1-nano, serta model-model penalaran baru seperti o3 dan o4-mini.

Perubahan ini menunjukkan komitmen OpenAI dalam terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan beragam penggunanya di berbagai sektor.

Teknologi Genomik China Jadi Harapan Baru Ketahanan Pangan Afrika

Kerja sama teknologi antara China dan Afrika semakin menunjukkan potensinya sebagai solusi nyata dalam meningkatkan ketahanan pangan di benua Afrika, terutama di tengah tantangan krisis iklim, penyebaran hama, serta menurunnya kesuburan tanah. Dalam acara bertajuk “Membangun Jembatan” yang diselenggarakan di sela Pekan Ilmu Pengetahuan CGIAR di Nairobi, sejumlah ilmuwan dan pemimpin industri menyoroti pentingnya platform transfer teknologi pertanian sebagai langkah strategis untuk masa depan sistem pangan Afrika. Melalui kolaborasi ini, teknologi seperti pemuliaan tanaman modern, pengendalian hama cerdas, dan irigasi efisien diyakini mampu menjadi ujung tombak dalam menghadapi kelaparan yang terus membayangi. CGIAR bersama mitra-mitranya, termasuk BGI Group dari China, menjajaki kolaborasi lanjutan di bidang konservasi keanekaragaman hayati dan inovasi agrikultur. Direktur Pelaksana CGIAR, Ismahane Elouafi, menegaskan perlunya integrasi kecerdasan buatan, ilmu genomik, serta teknologi nano demi mendorong produktivitas pertanian dan peternakan di Afrika, sekaligus menekan biaya impor pangan yang mencapai 100 miliar dolar AS per tahun. Wakil dari BGI Group menambahkan bahwa platform pengurutan genomik dan model AI milik mereka mampu mendigitalkan jutaan sampel plasma nutfah yang dikumpulkan dari berbagai belahan dunia. Kemitraan ini diharapkan akan mempercepat proses pemuliaan tanaman tahan iklim dan memperkuat sistem pangan di negara-negara yang berkembang, menjadikan teknologi genomik sebagai motor penggerak revolusi pertanian Afrika.