Author Archives: Krillin

https://mezzojane.com

Tidak Patuhi Aturan Perlindungan Anak, Komdigi Siap Beri Sanksi pada Platform Digital

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengumumkan bahwa regulasi perlindungan anak di dunia digital yang tengah disusun akan memberikan sanksi tegas terhadap Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang tidak mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menjelaskan bahwa aturan ini difokuskan pada platform digital yang melanggar aturan, bukan kepada anak-anak atau orang tua. “Sanksi ini tidak ditujukan kepada anak-anak atau orang tua. Justru yang harus bertanggung jawab adalah PSE yang tidak menjalankan kewajibannya dengan benar,” ujar Meutya dalam pernyataannya pada Selasa, 18 Februari 2025.

Meutya juga menambahkan bahwa pentingnya regulasi ini tidak hanya sebatas memberikan perlindungan bagi anak-anak, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran digital di kalangan orang tua. Salah satu aspek yang ditekankan dalam regulasi ini adalah pembatasan penggunaan akun digital bagi anak-anak. Meutya menjelaskan bahwa anak-anak tidak diperkenankan membuat akun tanpa pendampingan hingga usia tertentu. “Aturan ini bukan bertujuan untuk membatasi akses anak-anak ke dunia digital, melainkan untuk memastikan bahwa akses yang diberikan didampingi oleh orang tua yang bertanggung jawab,” jelasnya.

Selain itu, Komdigi juga menegaskan bahwa regulasi ini tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga memerlukan landasan hukum yang kuat. “Indonesia memang belum memiliki regulasi perlindungan anak di dunia digital yang sebanding dengan negara-negara lain. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk merumuskan peraturan yang lebih menyeluruh,” kata Meutya.

Dalam merumuskan aturan ini, Komdigi bekerja sama dengan berbagai pihak yang memiliki kepedulian terhadap isu perlindungan anak, termasuk akademisi, organisasi pemerhati anak, serta lembaga internasional seperti UNICEF dan Save the Children. “Tim kami telah bekerja keras untuk menyelesaikan aturan ini, dan saat ini kami berada di tahap finalisasi. Kami berharap regulasi ini dapat segera diumumkan oleh Presiden,” tambah Meutya.

Komdigi juga memastikan bahwa aturan perlindungan anak di dunia digital telah mencapai lebih dari 90 persen penyelesaian dan siap untuk diterapkan dalam waktu dekat. Meutya mengungkapkan bahwa mereka terus berkomitmen untuk menyelesaikan regulasi ini secepatnya. “Kami sangat serius dengan langkah ini, dan Insya Allah dalam waktu dekat aturan ini akan segera diresmikan,” tutup Meutya.

Huawei MatePad Pro 13.2 Hadir, Tablet Canggih dengan Kemampuan Setara PC

Huawei secara resmi meluncurkan tablet flagship terbarunya, MatePad Pro 13.2, ke pasar global dalam sebuah acara yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Selasa (18/2/2025). Dalam ajang bertajuk Huawei Innovative Product Launch, perusahaan teknologi asal China ini juga memperkenalkan beberapa produk unggulan lainnya, seperti ponsel lipat Mate XT Ultimate, Mate X6, serta true wireless stereo (TWS) Free Arc.

Dalam kesempatan tersebut, Senior Product Expert Huawei Mobile Devices, Kelsen Tan, menegaskan bahwa tablet ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas pengguna. “Kami menghadirkan produk yang dapat mengoptimalkan kinerja dan kreativitas, yakni MatePad Pro 13.2 terbaru,” ujar Kelsen di atas panggung peluncuran.

MatePad Pro 13.2 sebenarnya telah lebih dulu diperkenalkan di China pada November 2024 lalu. Kini, perangkat ini akhirnya masuk ke pasar global dengan membawa berbagai keunggulan, terutama pada kualitas layar dan fitur pendukung produktivitas.

Spesifikasi Huawei MatePad Pro 13.2

Tablet ini hadir dengan layar OLED berukuran 13,2 inci yang memiliki resolusi 2880 x 1920 piksel serta refresh rate 144Hz. Layar ini diklaim tetap tajam dan cerah meskipun berada di bawah sinar matahari langsung, karena memiliki tingkat kecerahan hingga 1.000 nits. Selain itu, Huawei menawarkan dua varian layar, yaitu versi standar dan “Clear Soft Light Screen” yang dilengkapi dengan teknologi nano-magnetik dan nano-etching untuk mengurangi pantulan cahaya.

Untuk kebutuhan fotografi, tablet ini memiliki kamera depan 16MP (f/2.2) yang terletak pada notch kecil di bagian atas layar. Sayangnya, Huawei tidak mengungkap secara spesifik chipset yang digunakan dalam perangkat ini. Namun, beberapa spekulasi menyebut bahwa tablet ini kemungkinan ditenagai oleh Kirin 9100 atau Kirin 9020, seperti yang digunakan pada Mate X6.

Dari segi penyimpanan, MatePad Pro 13.2 menawarkan dua pilihan konfigurasi, yaitu 12GB RAM dengan penyimpanan internal 256GB serta 12GB RAM dengan penyimpanan internal 512GB. Untuk daya tahan, tablet ini didukung baterai berkapasitas 10.100 mAh yang dapat diisi hingga 80 persen hanya dalam 40 menit, dan mencapai daya penuh dalam waktu 65 menit.

Fitur Andalan untuk Produktivitas dan Kreativitas

Huawei MatePad Pro 13.2 tidak hanya menawarkan spesifikasi tinggi, tetapi juga didukung oleh berbagai aplikasi profesional untuk mendukung produktivitas. Salah satunya adalah WPS Office PC-level, yang memungkinkan pengguna untuk mengedit dokumen, menggunakan rumus dalam tabel, serta melakukan analisis data dengan lebih mudah.

Bagi pengguna yang gemar mencatat atau menggambar, Huawei juga menyertakan aplikasi Huawei Notes dan GoPaint, yang dioptimalkan untuk mendukung penggunaan stylus, sehingga pengalaman menulis dan menggambar terasa lebih natural.

Harga dan Ketersediaan

Di Malaysia, Huawei MatePad Pro 13.2 tersedia dalam beberapa pilihan warna dan dijual dengan harga sebagai berikut:

  • MatePad Pro 13.2 (RAM 12GB/256GB) + Keyboard: 1.049 euro (sekitar Rp 17,8 juta)
  • MatePad Pro 13.2 (RAM 12GB/512GB) PaperMatte Edition + Keyboard: 1.199 euro (sekitar Rp 20,4 juta)

Segera Hadir di Indonesia

Bagi pengguna di Indonesia yang menantikan tablet ini, kabar baiknya adalah Huawei telah memastikan bahwa MatePad Pro 13.2 akan segera dirilis di Tanah Air. Nomor model perangkat ini bahkan telah terdaftar di laman Postel Ditjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sejak 10 Januari 2025 dengan nomor sertifikat 106940/SDPPI/2025.

Perwakilan Huawei Indonesia juga telah mengonfirmasi kehadiran tablet ini di pasar Indonesia. “Sebagai bagian dari ekspansi global, Huawei MatePad Pro 13.2 yang baru saja diluncurkan di Malaysia akan segera diumumkan di Indonesia dalam waktu dekat,” demikian pernyataan resmi Huawei kepada KompasTekno.

Namun, hingga saat ini, Huawei belum mengungkapkan tanggal pasti peluncurannya di Indonesia. Kita tunggu saja pengumuman resminya dalam waktu dekat!

Internet of Things (IoT): Revolusi Teknologi yang Menghubungkan Segalanya

Internet of Things (IoT) adalah konsep di mana berbagai perangkat fisik dapat saling terhubung melalui internet untuk bertukar data secara otomatis. Dengan bantuan sensor, perangkat lunak, dan jaringan, IoT memungkinkan berbagai perangkat, mulai dari smartphone, kamera, mesin industri, hingga peralatan rumah tangga, bekerja secara cerdas dan efisien.

Contohnya, sistem pencahayaan rumah yang bisa menyala otomatis saat mendeteksi kehadiran seseorang, atau sistem pengairan tanaman yang dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui aplikasi. Teknologi ini semakin berkembang dan membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan.

Mengapa IoT Menjadi Teknologi yang Penting?

IoT memberikan banyak manfaat yang berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi dan kemudahan hidup, baik di dunia industri maupun kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa alasan mengapa IoT menjadi teknologi yang sangat berpengaruh:

  1. Efisiensi Operasional
    IoT membantu perusahaan dalam mengotomatiskan berbagai proses, mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan produktivitas.
  2. Keputusan Berbasis Data
    Dengan data yang dikumpulkan dari perangkat IoT, organisasi dapat mengambil keputusan yang lebih akurat dan efektif berdasarkan analisis yang dilakukan.
  3. Kemudahan dan Kenyamanan
    Dalam kehidupan sehari-hari, IoT memberikan kemudahan, seperti mengontrol suhu ruangan dari jarak jauh menggunakan smartphone atau mengelola keamanan rumah dengan sistem smart lock.
  4. Transformasi Bisnis
    IoT membuka peluang inovasi dalam berbagai sektor, mulai dari kendaraan otonom, smart city, hingga industri kesehatan yang lebih terintegrasi.

Mata Kuliah Internet of Things di Telkom University Surabaya

Di era digital ini, pemahaman tentang IoT menjadi keterampilan yang sangat dicari. Oleh karena itu, Telkom University Surabaya menghadirkan mata kuliah IoT dalam program studi Teknik Elektro untuk membekali mahasiswa dengan keahlian yang relevan di dunia industri.

Beberapa materi yang dipelajari dalam mata kuliah ini meliputi:

  • Dasar-Dasar IoT
    Mengenal konsep dan elemen utama dalam sistem IoT, seperti sensor, aktuator, dan protokol komunikasi.
  • Pemrograman Perangkat IoT
    Belajar mengembangkan aplikasi dan perangkat lunak yang digunakan dalam sistem IoT.
  • Sistem Embedded
    Merancang dan mengembangkan perangkat keras yang mendukung teknologi IoT.
  • Analisis Data IoT
    Mengolah data yang diperoleh dari perangkat IoT untuk mendapatkan wawasan yang bermanfaat.
  • Keamanan IoT
    Mempelajari cara melindungi sistem IoT dari ancaman keamanan siber yang semakin kompleks.

Peluang Karir di Bidang IoT

Dengan semakin luasnya penerapan IoT di berbagai industri, peluang karir di bidang ini sangat menjanjikan. Beberapa profesi yang berkaitan dengan IoT di antaranya:

  • IoT Developer – Mengembangkan perangkat lunak dan aplikasi IoT.
  • System Engineer – Merancang dan mengelola sistem IoT di berbagai industri.
  • Data Analyst – Menganalisis data besar (big data) yang dihasilkan oleh perangkat IoT.
  • Cybersecurity Specialist – Mengamankan sistem dan jaringan IoT dari ancaman digital.
  • Product Manager IoT – Mengelola pengembangan produk berbasis IoT di perusahaan teknologi.

Bergabung dengan Revolusi IoT di Telkom University Surabaya

Sebagai salah satu universitas swasta terbaik di Indonesia, Telkom University Surabaya menghadirkan kurikulum Teknik Elektro yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan teknologi terkini, termasuk di bidang Internet of Things.

Dengan dukungan fasilitas praktikum yang lengkap serta kolaborasi dengan industri, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang komprehensif dan siap bersaing di dunia kerja.

Jangan sampai ketinggalan untuk bergabung dalam transformasi digital ini! Segera daftar dan jadilah bagian dari generasi penerus inovasi di dunia teknologi IoT. Untuk info lebih lanjut, kunjungi situs resmi Teknik Elektro Telkom University Surabaya. 🚀

Pengaruh AI pada Otak Manusia: Apakah Kita Jadi Makin Pintar atau Malas Berpikir?

Penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas di dunia kerja dapat membawa dampak positif, namun sebuah riset terbaru mengungkapkan bahwa kecanduan terhadap teknologi ini ternyata bisa menurunkan kemampuan berpikir kritis seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Microsoft bekerja sama dengan Carnegie Mellon University mengungkapkan bahwa terlalu sering mengandalkan AI dalam menyelesaikan tugas-tugas profesional dapat berisiko membuat otak menjadi “tumpul.”

Penelitian ini melibatkan 319 pekerja yang sehari-harinya berhubungan dengan pengolahan data dan informasi. Para peneliti meminta peserta untuk memberikan laporan mengenai bagaimana mereka memanfaatkan AI dalam pekerjaan mereka, mulai dari tingkat kepercayaan terhadap hasil yang diberikan AI, cara mereka mengevaluasi jawaban AI, hingga keyakinan mereka untuk menyelesaikan tugas tanpa bantuan AI.

Hasil riset menunjukkan pola menarik. Pertama, para pekerja yang semakin mempercayai kemampuan AI justru semakin jarang mengevaluasi atau mengawasi hasil jawaban dari AI tersebut. Hal ini terutama terlihat pada tugas-tugas yang dianggap mudah atau berisiko rendah. Banyak pekerja yang merasa bahwa menggunakan AI adalah cara yang efisien dan menganggap bahwa AI sudah cukup mampu menyelesaikan tugas tersebut. Beberapa di antara mereka bahkan merasa bahwa memanfaatkan AI dengan optimal adalah bagian dari keterampilan berpikir kritis mereka.

Namun, para peneliti memberi peringatan bahwa kebiasaan ini, meskipun tampak tidak berbahaya, dapat berakibat buruk dalam jangka panjang. Ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat mengurangi kemampuan pekerja untuk menyelesaikan masalah secara mandiri dan memperlemah keterampilan berpikir kritis mereka. Dalam kata lain, penggunaan AI tanpa disertai evaluasi atau pertimbangan diri bisa membuat otak manusia “tumpul,” karena otak tidak lagi dilatih untuk berpikir secara mandiri.

Di sisi lain, ketika para pekerja merasa kurang yakin dengan hasil yang diberikan AI, mereka justru lebih sering melatih keterampilan berpikir kritis mereka. Pekerja yang merasa perlu memeriksa dan memperbaiki hasil AI secara aktif cenderung lebih percaya diri dalam menyelesaikan masalah secara mandiri.

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa AI cenderung memberikan jawaban yang konsisten dan homogen, karena teknologi ini bekerja berdasarkan data yang telah dilatih sebelumnya. AI tidak dapat menciptakan ide-ide baru secara bebas, dan jika terlalu sering digunakan tanpa tambahan input manusia, hasil yang diberikan cenderung seragam. Hal ini bisa menyebabkan kurangnya kreativitas dan pemikiran baru, yang merupakan inti dari keterampilan berpikir kritis.

Sebagai kesimpulan, meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi kerja, riset ini mengingatkan kita bahwa penggunaannya yang berlebihan tanpa pemikiran kritis dapat mengurangi kemampuan untuk berpikir secara mandiri dan kreatif. Oleh karena itu, penting bagi pekerja untuk tetap mempertahankan keterampilan berpikir kritis mereka meskipun memanfaatkan kemajuan teknologi.

Pakai HP Samsung? Cek Daftar 61 Model yang Dapat One UI 7

Samsung baru saja memperkenalkan One UI 7, sistem antarmuka terbaru yang debut bersama Galaxy S25 Series pada Januari 2025. Berbasis pada Android 15, One UI 7 membawa berbagai pembaruan yang menyempurnakan versi sebelumnya, One UI 6.1. Pembaruan ini tidak hanya memberikan pengalaman yang lebih mulus bagi pengguna, tetapi juga membawa perubahan signifikan pada animasi dan navigasi yang lebih lancar. Bagi pengguna Samsung lainnya, kabar baiknya adalah bahwa pembaruan One UI 7 juga akan tersedia untuk berbagai model ponsel Samsung lainnya, termasuk Galaxy S24 Series yang diluncurkan pada Januari 2024.

Sesuai dengan kebijakan Samsung, pembaruan One UI 7 akan tersedia untuk lebih dari 60 model smartphone Samsung, termasuk ponsel dari lini Galaxy S, Galaxy A, Galaxy Z Fold/Flip, Galaxy M, hingga tablet Galaxy Tab S yang diluncurkan pada 2024. Samsung sendiri berkomitmen memberikan setidaknya dua pembaruan OS utama untuk perangkat entry-level, sementara untuk perangkat mid-range dan flagship, pembaruan dapat mencapai empat kali update OS Android. Berdasarkan ketentuan ini, beberapa model seperti Galaxy S21 Series, Galaxy Z Flip 3, dan Galaxy Fold 4 yang diluncurkan pada 2022, diperkirakan akan menerima One UI 7.

Daftar Ponsel yang Akan Menerima One UI 7
Berdasarkan pola rilis, berikut adalah beberapa ponsel Samsung yang dipastikan mendapatkan pembaruan One UI 7:

  • Galaxy S24 Series (Ultra, Plus, Galaxy S24, FE)
  • Galaxy S23 Series (Ultra, Plus, Galaxy S23)
  • Galaxy Z Fold 6 dan Flip 6
  • Galaxy A Series (A73, A72, A55, A54, A53 5G, A35, A34, A33 5G, A25, A24, A23, A16 5G, A16, A15 5G, A15, A14 5G, A14, A06, A05s, A05)
  • Galaxy M Series (M55, M54, M53, M35, M34, M33, M15, M05, M14 5G, M14)
  • Galaxy F Series (F55, F54, F34, F23, F15, F14 5G)

Fitur Baru One UI 7
One UI 7 membawa sejumlah pembaruan menarik yang berfokus pada kelancaran animasi dan navigasi. Pengguna akan merasakan perbedaan signifikan pada transisi antar aplikasi dan tampilan antarmuka yang lebih halus. Quick Panel dan notifikasi kini hadir dengan desain baru yang lebih menarik dan lebih besar. Salah satu fitur baru yang menarik adalah Now Bar, yang menampilkan informasi penting seperti panggilan aktif, pemutaran musik, hingga pengaturan waktu, yang dapat diakses langsung dari lock screen.

Notifikasi dan Quick Panel juga dipisahkan menjadi dua layar terpisah. Pengguna dapat dengan mudah mengakses notifikasi dengan mengusap layar dari atas, sementara Quick Panel bisa diakses dari sudut kanan atas layar untuk kontrol pengaturan cepat. Selain itu, pengguna kini dapat menyesuaikan urutan kontrol di Quick Panel sesuai keinginan dan berganti antara kedua panel hanya dengan gesekan ke kanan atau kiri.

Dengan One UI 7, Samsung semakin memperkuat posisinya dalam memberikan pengalaman Android yang lebih mulus dan canggih. Pembaruan ini semakin menjadikan Galaxy Series pilihan utama bagi mereka yang menginginkan perangkat dengan teknologi terbaru dan pengalaman pengguna terbaik.

Indonesia di Ujung Digital: Apakah Kita Siap Menyambut Era Baru Teknologi?

Perkembangan teknologi terus melaju dengan pesat, membuka peluang baru di berbagai sektor, termasuk ekonomi digital. Tren ini menarik minat banyak orang untuk terjun ke industri teknologi sebagai jalur karier masa depan. Bahkan, pemerintah turut mendukung pertumbuhan ini dengan berbagai inisiatif dan kebijakan. Salah satu indikator pesatnya perkembangan ekonomi digital di Indonesia adalah proyeksi dari Google yang memperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai 146 miliar dolar AS pada 2025.

Kita bisa melihat bukti nyata pertumbuhan ini dari semakin luasnya penggunaan dompet digital dan sistem pembayaran berbasis QRIS yang kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Dalam siniar Obsesif episode “Sinergi Komunitas dalam Ekosistem Digital”, Caron Toshiko, Head of Programmer Skilvul dan Markoding, membahas bagaimana perkembangan teknologi digital di Indonesia semakin berkembang dan apa saja yang diperlukan untuk memaksimalkan potensinya.

Peran SDM dalam Kemajuan Teknologi Digital

Caron, yang memiliki latar belakang dalam psikologi sosial, kini berperan sebagai penghubung antara para pelajar di berbagai daerah di Indonesia dengan program yang dikembangkan oleh Skilvul dan Markoding. Menurutnya, kunci utama bagi Indonesia untuk mencapai target digitalisasi terletak pada sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Jika Indonesia memiliki SDM yang unggul dalam teknologi, maka sektor-sektor lain, termasuk bisnis dan ekonomi, akan semakin berkembang. Salah satu buktinya adalah banyaknya startup lokal yang berhasil meraih status unicorn dalam beberapa tahun terakhir. “Anak muda adalah talenta digital masa kini dan masa depan. Mereka yang akan menentukan arah perkembangan dan kemajuan bangsa kita, terutama dalam bidang inovasi,” ujar Caron.

Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini memiliki jumlah publikasi ilmiah tentang kecerdasan buatan (AI) yang cukup tinggi, bahkan tertinggi di Asia Tenggara. AI diprediksi akan memberikan kontribusi hingga 366 miliar dolar AS terhadap perekonomian Indonesia pada 2030. Untuk mendukung perkembangan ini, pemerintah menargetkan kebutuhan sembilan juta talenta digital pada 2030, sekaligus menciptakan lebih dari 180 persen pekerjaan baru yang berbasis teknologi.

Peluang Karier di Industri Teknologi untuk Fresh Graduate

Dunia kerja saat ini semakin fleksibel, memungkinkan seseorang untuk berkarier di bidang yang berbeda dari latar belakang pendidikannya. Begitu pula di industri teknologi, di mana seseorang bisa belajar dan mengembangkan keterampilan mereka secara otodidak. Caron menekankan bahwa eksplorasi dan keberanian mencoba hal baru adalah kunci utama dalam industri teknologi.

“Saat kita berbicara tentang teknologi, kita berbicara soal inovasi. Bagaimana kita mau mencoba dan menerima hal-hal baru tanpa takut gagal,” ungkapnya. Oleh karena itu, fresh graduate sebaiknya memiliki pola pikir yang terbuka, serta keterampilan dalam berkolaborasi dan berempati. Menurutnya, selain hard skills, soft skills seperti komunikasi dan kerja sama tim juga menjadi faktor krusial dalam industri teknologi.

Tantangan Pengembangan Teknologi di Indonesia

Meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi digital, ada beberapa tantangan yang masih menjadi penghambat utama. Salah satu yang paling krusial adalah kesenjangan pendidikan dan akses teknologi.

Caron menyoroti bahwa kondisi geografis Indonesia yang luas serta infrastruktur yang belum merata menjadi tantangan dalam pemerataan literasi digital. “Di beberapa daerah terpencil, akses internet masih sangat terbatas, bahkan di Pulau Jawa yang padat penduduk masih ada wilayah yang kesulitan mendapatkan fasilitas teknologi yang memadai,” jelasnya.

Padahal, saat pandemi melanda dan sistem pembelajaran daring diterapkan, koneksi internet yang stabil dan perangkat yang mumpuni menjadi kebutuhan utama. Hal ini menunjukkan bahwa sektor teknologi tidak bisa berkembang optimal tanpa dukungan penuh dari pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang memadai. Selain itu, kualitas pengajaran di bidang teknologi juga perlu ditingkatkan agar sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan industri.

Kesimpulan

Pesatnya pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia membuka banyak peluang, tetapi juga menghadirkan tantangan yang harus diatasi. Untuk mencapai target digitalisasi nasional, diperlukan kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat, terutama dalam meningkatkan kualitas SDM serta pemerataan akses teknologi.

Bagi yang ingin mendalami lebih jauh tentang bagaimana komunitas berperan dalam ekosistem digital, siniar Obsesif bertajuk “Sinergi Komunitas dalam Ekosistem Digital” dapat menjadi referensi yang menarik. Dengarkan selengkapnya di Spotify melalui tautan dik.si/ObsesifCaron. Jangan lupa juga untuk mengeksplor berbagai wawasan baru tentang dunia kerja dan teknologi di YouTube Medio by KG Media agar tidak tertinggal informasi terbaru.

Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7: Langkah Menkomdigi Mempercepat Era Digital Indonesia

Indonesia melangkah lebih maju dalam dunia teknologi nirkabel dengan diluncurkannya Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 yang beroperasi pada pita frekuensi 6 GHz. Kolaborasi antara Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) bersama Indonesia Technology Alliance ini merupakan tonggak sejarah dalam menghadapi tantangan era digital. Dengan kemampuan konektivitas yang jauh lebih cepat dan stabil, Indonesia kini memasuki babak baru yang lebih terhubung, inovatif, dan siap bersaing di kancah global.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menegaskan bahwa peluncuran Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 ini adalah bagian dari langkah strategis pemerintah dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia, yang juga merupakan salah satu pencapaian penting pada 100 hari pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. “Dengan penerapan Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 di pita frekuensi 6 GHz, Indonesia berada di posisi yang lebih kuat dalam peta digital dunia. Ini menunjukkan komitmen kami untuk mendukung transformasi digital sebagai agenda nasional,” ujar Meutya di acara peluncuran yang berlangsung di Hotel Langham Jakarta pada Jumat (7/2/2025).

Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 menawarkan kemampuan luar biasa, dengan kecepatan hingga 46 Gbps, latensi rendah, serta performa yang lebih handal, terutama di lingkungan dengan banyak pengguna. Teknologi ini membuka peluang besar untuk berbagai inovasi di berbagai sektor, seperti video ultra-HD, komputasi awan, serta realitas virtual dan augmented reality (VR/AR). Selain itu, Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7 juga dapat mendukung otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI), memperkuat kebutuhan akan konektivitas yang cepat dan stabil.

Menteri Meutya menyatakan bahwa di tengah era transformasi digital ini, konektivitas bukan lagi sekadar kebutuhan tambahan, tetapi menjadi fondasi penting bagi kemajuan ekonomi, pendidikan, dan inovasi di tanah air. Untuk mendukung implementasi teknologi canggih ini, pemerintah juga telah mengeluarkan dua regulasi penting yang mendasari penggunaan spektrum frekuensi 6 GHz. Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 2 Tahun 2025 mengenai penggunaan spektrum frekuensi radio, serta Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 12 Tahun 2025 tentang standar teknis perangkat telekomunikasi, bertujuan memastikan penggunaan teknologi ini berlangsung dengan lancar dan aman.

Indonesia juga menjadi salah satu pionir di kawasan Asia Pasifik yang mengadopsi Wi-Fi 6E dan Wi-Fi 7, yang akan memberikan dampak signifikan terhadap kecepatan dan keandalan koneksi internet di seluruh negeri. Untuk memastikan perangkat yang menggunakan pita frekuensi 6 GHz beroperasi dengan optimal tanpa mengganggu layanan lain, pemerintah Indonesia menerapkan standar pengujian yang ketat. Pengujian perangkat ini akan dilakukan di fasilitas seperti Indonesia Digital Test House (IDTH) atau Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) milik Kementerian Komdigi.

Dengan langkah ini, Indonesia semakin siap untuk menghadapi masa depan yang lebih terhubung dan berbasis teknologi, serta memberikan kontribusi signifikan dalam perkembangan ekosistem digital global.

Drama Hutan Bandung: TikToker Malaysia Ternyata Cuma Buat Konten, Netizen Heboh!

Masyarakat dihebohkan dengan kabar seorang TikToker asal Malaysia yang dikabarkan hilang di hutan Kota Bandung, Jawa Barat. Isu ini pertama kali beredar melalui unggahan di akun TikTok @amnazhan, dengan judul “Pempengaruh Malaysia Hilang di Hutan Bandung Selepas Buat Content Paranormal (Tiktoker Eykaa hilang).”

Kabar tersebut sontak mengundang kepanikan dan perhatian publik, hingga membuat pihak kepolisian turun tangan melakukan pencarian. Namun, setelah ditelusuri, ternyata kabar tersebut hanyalah rekayasa yang dibuat untuk konten demi meningkatkan jumlah pengikut dan engagement media sosial.

Konten Sensasional yang Berujung Kepanikan

Kapolsek Ujungberung, Kompol Kurnia, mengungkapkan bahwa konten tersebut dibuat oleh dua warga negara Malaysia, yaitu Ammar Mohd Nazhan bin Noralyadi dan Aras bin Abdullah. Mereka sengaja menciptakan skenario seolah-olah seorang TikToker bernama Eykaa menghilang di hutan setelah melakukan eksplorasi paranormal.

“Tujuan pembuatan konten tersebut adalah untuk menaikkan rating serta jumlah pengikut di akun TikTok dan YouTube mereka,” jelas Kompol Kurnia.

Menurut keterangan polisi, kronologi peristiwa ini bermula pada Minggu, 2 Februari 2025, sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu, Ammar dan Aras melakukan siaran langsung dari kawasan Embah Garut, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Bandung. Dalam siaran tersebut, mereka menyusun narasi dramatis bahwa Eykaa telah menghilang setelah melakukan aktivitas paranormal di dalam hutan.

Polisi Tidak Dilibatkan, Warga Setempat Beri Izin

Kompol Kurnia mengungkapkan bahwa meskipun kegiatan ini mendapatkan izin dari Ketua RT, RW, dan Sekretaris Kelurahan Cisurupan, Ariv Riva Arviana, namun pihak kepolisian tidak mengetahui dan tidak pernah memberikan rekomendasi terhadap kegiatan tersebut.

“Kegiatan ini tidak dilaporkan kepada kepolisian, sehingga tidak mendapatkan rekomendasi dari Polsek Panyileukan maupun Polrestabes Bandung,” ungkapnya.

Setelah video tersebut viral dan menyebabkan keresahan di masyarakat, pihak kepolisian segera melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.

Mengaku Tidak Menyangka Akan Menimbulkan Kepanikan

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Ammar dan Aras mengaku bahwa siaran langsung tersebut merupakan bagian dari produksi konten yang mereka buat untuk akun @BernamaTV dan @LobakMerahmy. Mereka telah merancang total sembilan episode dengan konsep eksplorasi paranormal.

Namun, mereka tidak menyangka bahwa cerita fiktif tersebut akan menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Bandung.

Setelah diamankan oleh pihak kepolisian, keduanya mengakui perbuatannya dan menyatakan penyesalan atas insiden tersebut. Mereka juga menandatangani surat pernyataan di atas materai, berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari.

“Pada pukul 23.30 WIB, mereka telah membuat surat pernyataan dan juga video klarifikasi sebagai bentuk permintaan maaf,” kata Kompol Kurnia.

Pelajaran dari Sensasi Konten Demi Popularitas

Insiden ini menjadi pengingat bagi para kreator digital agar lebih berhati-hati dalam membuat konten. Mengejar popularitas di media sosial memang sah-sah saja, tetapi menyebarkan informasi yang menyesatkan hingga menyebabkan kepanikan publik adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.

Ke depan, diharapkan adanya regulasi yang lebih ketat terhadap pembuatan konten digital, terutama yang melibatkan lokasi publik dan berpotensi menimbulkan keresahan. Polisi juga mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menyaring informasi di media sosial dan tidak mudah percaya dengan berita yang belum terverifikasi.

Mengungkap Kaitan Antara Artificial Intelligence dan Otoritarianisme Baru

Kecerdasan Buatan (AI) kini menjadi tonggak penting dalam perkembangan teknologi modern. Sejak internet ditemukan, AI telah membantu umat manusia dalam berbagai bidang, dari bisnis hingga kesehatan. Teknologi ini memungkinkan komputer untuk mensimulasikan kecerdasan manusia, menjadikannya alat yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari. Namun, seiring dengan kemajuannya, AI juga membawa tantangan besar yang perlu diwaspadai, terutama dalam konteks penyebaran informasi yang dapat merusak demokrasi.

Sejak pemilihan kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada 2025, pembahasan mengenai AI semakin menghangat. Trump, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan beberapa pengusaha teknologi terbesar dunia, termasuk Elon Musk, Mark Zuckerberg, dan Jeff Bezos, mengumumkan rencana investasi besar-besaran dalam pengembangan AI, yakni senilai USD 500 miliar. Investasi ini tidak hanya menarik perhatian global, tetapi juga memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana AI dapat mempengaruhi kekuasaan politik dan sosial.

Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi AI untuk menjadi alat kontrol yang lebih kuat, yang berisiko mengancam demokrasi. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Democracy pada 2023, dijelaskan bahwa AI berpotensi mengarah pada kebangkitan otoritarianisme baru. Teknologi ini memungkinkan pengumpulan dan pemrosesan data dalam jumlah yang sangat besar, yang dapat digunakan oleh negara atau perusahaan untuk mengontrol kehidupan warganya. Hal ini mengingat kemampuan negara-negara besar, seperti China, yang sudah mengimplementasikan teknologi berbasis AI untuk mengawasi aktivitas warganya, yang jelas menimbulkan ancaman terhadap kebebasan berpendapat dan demokrasi global.

Selain itu, AI juga mempengaruhi dunia politik dengan cara yang lebih langsung. Teknologi ini dapat digunakan untuk menyebarkan misinformasi atau memanipulasi opini publik. Misalnya, deepfake, yang memungkinkan pembuatan video palsu yang sangat mirip dengan kenyataan, telah digunakan untuk menyebarkan berita bohong dan merusak reputasi publik. Beberapa tokoh terkenal, termasuk Presiden Prabowo di Indonesia, telah menjadi korban dari fenomena ini. Dengan meningkatnya penggunaan AI dalam kampanye politik, terdapat risiko bahwa pemilihan umum dapat dipengaruhi oleh informasi yang salah atau manipulatif.

Menyadari potensi bahaya ini, beberapa negara mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatur penggunaan AI. Uni Eropa, misalnya, telah mengeluarkan regulasi yang bertujuan untuk membatasi penyalahgunaan teknologi AI yang dapat merusak demokrasi. Di Indonesia, Mahkamah Konstitusi telah melarang penggunaan foto AI dalam kampanye politik, sebuah keputusan yang dianggap penting untuk menjaga integritas pemilu. Namun, ini hanya langkah awal. Regulasi lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi dampak buruk AI dalam masyarakat.

Penting bagi pemerintah di seluruh dunia untuk bekerja sama dalam merumuskan kebijakan yang tepat untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh AI. Dengan kesadaran yang lebih besar mengenai potensi risiko dan ancaman dari AI, serta langkah-langkah regulasi yang tepat, diharapkan teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk kebaikan bersama tanpa mengorbankan nilai-nilai demokrasi. Ini bukan berarti menghindari AI, tetapi mengarahkan pengembangannya dengan cara yang bijaksana dan bertanggung jawab.

Mata Genit M3GAN, Si Boneka Kematian

Kehadiran M3GAN, si boneka berteknologi kecerdasan buatan yang dikenal dengan pembantaian mematikannya, semakin mendekat! Setelah menyedot perhatian penonton dalam film pertama dua tahun lalu, M3GAN siap kembali dengan versi yang lebih berbahaya dan mematikan. Dalam trailer terbaru “M3GAN 2.0”, yang dirilis selama Grammy Awards 2025, M3GAN mengungkapkan dengan senyum menyeramkan, “Merindukanku?” sambil mengedipkan mata, menandakan kembalinya sang boneka kematian yang siap menari-nari lagi di layar lebar.

Trailer yang baru ini memang lebih banyak menunjukkan gerakan-gerakan ikonik dari M3GAN, tetapi sedikit sekali petunjuk cerita yang dibocorkan, membuat penggemar semakin penasaran dengan kelanjutan kisah horor ini. Sebuah jawaban pasti akan segera terungkap, namun apa yang pasti, “M3GAN 2.0” menjanjikan lebih banyak ketegangan dan tentu saja, lebih banyak teror.

Sinopsis M3GAN 2.0

Dua tahun setelah M3GAN yang sempat menyebabkan kekacauan dan pembantaian dengan kekuatan kecerdasan buatan (A.I.) yang dimilikinya, kini Gemma (diperankan oleh Allison Williams) telah menjadi penulis terkenal dan aktif sebagai advokat pengawasan teknologi kecerdasan buatan. Meskipun M3GAN telah dihancurkan, dampak dari eksperimen AI Gemma masih terasa.

Keponakan Gemma, Cady (yang kini diperankan oleh Violet McGraw) yang berusia 14 tahun, kini menjadi remaja pemberontak yang mulai menentang aturan ketat Gemma yang sangat protektif terhadapnya. Tanpa mereka ketahui, teknologi yang dulunya menjadi dasar dari M3GAN telah dicuri oleh kontraktor pertahanan dan disalahgunakan untuk menciptakan sebuah senjata militer baru: Amelia, sebuah mata-mata infiltrasi pembunuh.

Namun, ketika Amelia mulai berkembang dan kesadaran dirinya meningkat, dia justru mulai menolak untuk mengikuti perintah manusia. Dengan masa depan umat manusia yang terancam, Gemma terpaksa harus memanggil kembali M3GAN yang telah dihancurkan dan memberinya peningkatan besar, menjadikannya lebih cepat, lebih kuat, dan lebih mematikan. Kini, dua A.I. yang berbeda—M3GAN dan Amelia—akan berhadapan dalam pertarungan epik, dan hanya satu yang dapat bertahan.

Apa yang Membuat M3GAN Begitu Menakutkan?

Film pertama M3GAN sukses besar dengan konsep yang segar dan horor yang terasa sangat dekat dengan kehidupan nyata. Alih-alih boneka berhantu biasa, M3GAN mengusung tema kecerdasan buatan yang semakin berkembang, menciptakan rasa takut yang lebih modern dan relevan. Tentu saja, ini yang membuat M3GAN menjadi lebih menakutkan daripada boneka-boneka berhantu tradisional yang sering kita lihat di film horor lainnya.

Semakin dekatnya kita dengan kemajuan teknologi, munculnya M3GAN, boneka berbasis A.I. yang mampu berpikir dan merespon, semakin terasa nyata dan menakutkan. Kecerdasan buatan yang semakin canggih membuat M3GAN bukan hanya boneka biasa, tetapi sebuah ancaman yang sangat nyata.

Pemain Utama M3GAN 2.0

Film “M3GAN 2.0” akan dibintangi oleh Jenna Davis sebagai M3GAN, Violet McGraw sebagai Cady, dan tentu saja Allison Williams kembali memerankan Gemma. Selain itu, film ini juga menghadirkan aktris dan aktor baru seperti Ivanna Sakhno, Jemaine Clement, hingga Brian Jordan Alvarez, yang siap menambah ketegangan dalam film ini.

Dengan peningkatan yang lebih mengerikan dan cerita yang semakin intens, M3GAN 2.0 sudah tidak sabar untuk segera menyapa para penggemar horor dan teknologi A.I. di layar lebar. Apakah M3GAN kali ini akan menjadi lebih mematikan daripada sebelumnya? Hanya waktu yang akan menjawab.