Kepala Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRTRN BRIN), Topan Setiadipura, menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam teknologi reaktor nuklir. Topan menjelaskan bahwa PRTRN BRIN memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan teknologi reaktor nuklir dan 12 kelompok penelitian yang mendukungnya. Selain itu, PRTRN BRIN juga aktif berkolaborasi dengan industri internasional, termasuk menjalin hubungan dengan negara-negara seperti Amerika, Jepang, dan Korea.
Menurut Topan, kerja sama dengan peneliti dari lembaga seperti Japan Atomic Energy Agency (JAEA), khususnya dalam pengembangan AI, akan sangat menguntungkan dalam hal teknis serta riset dan pengembangan (R&D). Ia menambahkan bahwa meskipun teknologi reaktor nuklir relatif lambat dalam mengadopsi inovasi terbaru, penerapan teknologi baru secara ilmiah sangat dibutuhkan.
Kunihiko Nabeshima, peneliti dari JAEA, turut berbagi pengalaman terkait dampak kecelakaan Fukushima dan perkembangan terbaru pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang. Dia menjelaskan bahwa AI saat ini memainkan peran besar dalam sektor energi nuklir, seperti membantu mengawasi reaktor dan memberikan informasi kepada operator. Selain itu, AI dapat memberikan rekomendasi penting mengenai tindakan yang harus diambil untuk menjaga keselamatan reaktor.
Dengan adanya perkembangan AI dalam sektor energi nuklir, JAEA berharap dapat melanjutkan kerjasama dengan BRIN untuk meningkatkan sistem investigasi dan teknologi yang telah mereka bangun selama dua dekade terakhir.