Perkembangan pesat terlihat di Kampung Inggris Pare, khususnya di Jalan Cempaka, dalam sepuluh tahun terakhir. Dahulu kawasan ini cenderung sepi dan gelap, namun kini telah berubah menjadi ramai dengan kehadiran berbagai lembaga kursus, termasuk untuk bahasa Arab. Salah satu tokoh di balik perkembangan ini adalah Muslikhin, pendiri lembaga kursus Al Azhar yang berdiri sejak 2013. Saat awal merintis, jumlah lembaga kursus bahasa Arab masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan kursus bahasa Inggris yang telah lebih dulu menjamur.
Muslikhin menjelaskan bahwa pada awalnya mereka mengusung konsep belajar yang mirip dengan kursus bahasa Inggris, menciptakan suasana yang santai namun tetap fokus. Strategi ini ternyata berhasil menarik minat banyak pelajar. Seiring waktu, Al Azhar berkembang dari segi manajemen, metode pembelajaran, hingga kurikulum yang lebih terstruktur. Salah satu pendorong pertumbuhan lembaga ini adalah penggunaan digital marketing yang dimulai pada 2016, memanfaatkan media sosial untuk menjangkau lebih banyak calon peserta.
Kini, Al Azhar mampu menampung hingga 400 murid saat musim liburan dan sekitar 100 hingga 150 murid di hari biasa. Padahal saat baru berdiri, muridnya hanya berjumlah sekitar 20 orang. Muslikhin menekankan bahwa agar bisa bertahan, lembaga kursus perlu terus berinovasi, tidak hanya dari sisi program belajar, tetapi juga fasilitas yang ditawarkan. Ia optimis bahwa minat terhadap bahasa Arab akan terus tumbuh, apalagi mengingat pentingnya memahami Al-Qur’an yang ditulis dalam bahasa tersebut.