Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram, semakin menegaskan aturan internalnya terhadap karyawan yang mengungkapkan informasi perusahaan ke publik. Langkah ini diambil sebagai respons atas kebocoran data yang dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap kebijakan perusahaan. Menurut laporan The Verge yang dikutip dari NYPost dan TechCrunch pada Jumat, Meta telah memperingatkan karyawan sejak awal bergabung bahwa membocorkan informasi internal, apa pun tujuannya, melanggar kebijakan perusahaan.
Juru bicara Meta, Dave Arnold, menyatakan bahwa perusahaan secara rutin mengingatkan karyawan mengenai kebijakan ini. Sebagai tindakan tegas, Meta telah melakukan investigasi dan memberhentikan sekitar 20 karyawan yang diduga terlibat dalam penyebaran informasi rahasia. Keputusan ini diambil untuk menegaskan bahwa kritik internal terhadap penghentian program Keragaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) serta penggantian inisiatif pengecekan fakta dengan “Community Notes” tidak akan memengaruhi kebijakan perusahaan, melainkan justru merugikan karyawan yang terlibat.
Direktur Teknologi Meta, Andrew Bosworth, dalam pertemuan internal awal Februari, menyebut bahwa kebocoran informasi tidak memberikan tekanan kepada perusahaan untuk mengubah kebijakan. Sebaliknya, hal tersebut justru memperkuat keputusan yang telah dibuat oleh dewan direksi.
Sebelumnya, Meta juga telah memangkas 4.000 karyawan dengan alasan kinerja rendah. Namun, CEO Meta, Mark Zuckerberg, menegaskan bahwa perusahaan akan terus merekrut tenaga kerja baru untuk mengisi posisi yang kosong dan tetap berkomitmen dalam persaingan pengembangan teknologi kecerdasan buatan yang lebih canggih.