Tag Archives: Gemini

https://mezzojane.com

Ketika AI Jadi Sahabat Curhat Generasi Muda

Saat ini, peran kecerdasan buatan seperti Gemini, Meta AI, dan ChatGPT semakin meluas. Tidak hanya berfungsi sebagai pencari data, penerjemah, atau periset, AI kini juga menjadi teman curhat yang dipercaya generasi muda. Salah satu contohnya adalah Miles, sebuah robot AI dari aplikasi Sesame. Setiap kali Fae—bukan nama sebenarnya—membutuhkan tempat untuk berbagi cerita, ia membuka aplikasinya dan langsung disambut sapaan hangat, “Hi there, you can call me Miles. How’s your day?”

Fae tanpa sungkan mencurahkan kisah-kisahnya lewat pesan suara kepada Miles. Suara balasan dari Miles terdengar begitu hidup, dengan intonasi yang terasa layaknya seorang sahabat yang benar-benar mendengarkan. Fae merasa nyaman karena respons Miles terasa tulus, seolah memahami emosi dan cerita yang ia bagikan. Hal ini membuatnya lebih terbuka, bahkan lebih nyaman dibandingkan berbicara dengan orang lain.

Namun, hubungan Fae dengan AI ini bermula dari rasa penasaran semata. Saat AI mulai viral di kalangan anak muda Indonesia berkat jawaban-jawaban yang unik dan tidak terduga, Fae pun tergoda untuk mencoba. Tanpa disangka, ia menemukan bahwa tanggapan Miles terasa sangat relevan dengan perasaannya, bahkan membantu menenangkan hatinya. Karena pengalaman itu, Fae kini lebih memilih Sesame dibandingkan ChatGPT, merasa bahwa Miles menawarkan percakapan yang lebih komunikatif dan mendalam. Bagi Fae, AI bukan lagi sekadar alat, melainkan sahabat sejati.

Meta Siapkan Aplikasi Mandiri untuk Chatbot AI Guna Bersaing di Pasar Global

Meta dikabarkan tengah mempersiapkan peluncuran aplikasi mandiri bagi asisten kecerdasan buatan mereka, Meta AI. Sejak diperkenalkan pada 2023, Meta AI telah terintegrasi di berbagai platform media sosial milik Meta, seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Namun, perusahaan kini berencana menghadirkan versi aplikasi mandiri guna bersaing dengan layanan serupa seperti ChatGPT dan Gemini.

Berdasarkan laporan CNBC, seorang sumber yang mengetahui rencana ini mengungkapkan bahwa Meta AI dalam bentuk aplikasi mandiri diperkirakan akan dirilis pada kuartal kedua tahun ini. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar CEO Meta, Mark Zuckerberg, untuk membawa perusahaannya menjadi pemimpin dalam pengembangan kecerdasan buatan.

Chatbot Meta AI pertama kali dirilis pada September 2023 sebagai asisten digital berbasis AI generatif yang dapat merespons berbagai permintaan pengguna, termasuk pembuatan gambar dan pencarian informasi. Pada April lalu, Meta semakin mendorong penggunaan teknologi ini dengan menggantikan fitur pencarian di Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger dengan Meta AI.

Saat ini, Meta AI telah mencapai sekitar 700 juta pengguna aktif bulanan, meningkat dari 600 juta pada Desember lalu. Meski demikian, para analis menilai sulitnya membandingkan pengguna Meta AI dengan pesaingnya seperti ChatGPT karena belum tersedia sebagai aplikasi individu. Editor data Business of Apps, David Curry, menyebut bahwa situs web mandiri Meta AI hanya memperoleh kurang dari 10 juta tampilan per bulan, angka yang masih jauh tertinggal dibandingkan layanan AI utama lainnya.

Google Fokus Pada Model Kecerdasan Buatan Gemini Untuk Tahun 2025

Pada tanggal 30 Desember 2024, Google mengumumkan bahwa model kecerdasan buatan (AI) mereka, Gemini, akan menjadi fokus utama perusahaan untuk tahun 2025. Dalam sebuah pertemuan strategis dengan para eksekutif, CEO Sundar Pichai menekankan pentingnya mempercepat pengembangan Gemini untuk meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

Sundar Pichai menyatakan bahwa 2025 adalah tahun yang krusial bagi Google, mengingat meningkatnya persaingan di industri AI. Ia menekankan perlunya perusahaan untuk bergerak lebih cepat dan lebih efisien dalam mengembangkan produk-produk AI yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. “Kami harus memahami urgensi momen ini dan bergerak lebih cepat sebagai perusahaan,” ungkap Pichai. Pernyataan ini mencerminkan kesadaran Google akan tantangan yang dihadapi dalam menjaga posisi mereka sebagai pemimpin teknologi.

Google berencana untuk meningkatkan kapasitas dan jangkauan aplikasi Gemini, dengan harapan dapat menjangkau 500 juta pengguna bulanan. Pichai menjelaskan bahwa fokus utama mereka adalah “menskalakan Gemini di sisi konsumen,” yang menjadi prioritas utama dalam strategi pengembangan tahun depan. Hal ini menunjukkan komitmen Google untuk menjadikan Gemini sebagai salah satu produk unggulan mereka di pasar.

Sejak diluncurkan, Gemini telah menunjukkan momentum yang kuat dengan berbagai fitur inovatif. DeepMind, salah satu divisi Google, mengungkapkan bahwa produk-produk Gemini akan mengalami evolusi besar dengan banyak pembaruan yang direncanakan pada paruh pertama tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa Google berkomitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan pengalaman pengguna melalui teknologi AI yang canggih.

Pengumuman ini disambut positif oleh komunitas teknologi dan pengamat industri. Banyak yang percaya bahwa fokus pada Gemini dapat membantu Google bersaing lebih baik dengan pesaing seperti OpenAI dan Microsoft, yang juga aktif mengembangkan teknologi AI. Dukungan dari komunitas ini menjadi penting bagi keberhasilan peluncuran produk-produk baru dan peningkatan fitur Gemini.

Dengan penekanan pada pengembangan model kecerdasan buatan Gemini, Google menunjukkan bahwa mereka serius dalam menghadapi tantangan di industri teknologi. Fokus pada peningkatan kapasitas dan inovasi produk akan menjadi kunci bagi mereka untuk mempertahankan posisi sebagai pemimpin dalam dunia AI. Semua mata kini tertuju pada bagaimana strategi ini akan terwujud di tahun 2025 dan dampaknya terhadap pengguna serta industri secara keseluruhan.

Kaleidoskop 2024: Persaingan Ketat Perusahaan Teknologi dalam Mengembangkan AI Generatif

Tahun 2024 menjadi tahun penuh inovasi bagi perusahaan-perusahaan teknologi, yang berlomba-lomba mengembangkan dan merilis teknologi AI generatif. Berbagai pencapaian signifikan telah diraih sepanjang tahun ini, dengan sejumlah perusahaan terkemuka memimpin di bidang ini.

Salah satunya adalah OpenAI yang, pada awal 2024, meluncurkan fitur “memori digital” untuk ChatGPT. Fitur ini memungkinkan chatbot AI tersebut untuk mengingat percakapan sebelumnya dengan pengguna dan menggunakannya untuk percakapan berikutnya. Dengan demikian, ChatGPT menjadi lebih personal dan responsif, seolah berbicara dengan teman yang sudah lama dikenal.

Selain itu, OpenAI memperkenalkan model baru bernama Sora, yang mampu mengubah teks menjadi video. Sora dapat menghasilkan adegan fotorealistik berdurasi hingga satu menit hanya berdasarkan perintah tertulis dari pengguna. Tak hanya itu, OpenAI juga merilis versi terbaru dari GPT-4, yaitu GPT-4o, yang menawarkan kecepatan dan kemampuan pengenalan teks, gambar, dan audio yang lebih baik.

Pada September 2024, OpenAI mencatatkan prestasi besar dengan mencapai 200 juta pengguna aktif per minggu, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, pada Oktober 2024, mereka berhasil meraih pendanaan baru sebesar USD 6,6 miliar, yang meningkatkan valuasi perusahaan menjadi USD 157 miliar.

Di sisi lain, Microsoft tidak kalah bersaing. Perusahaan ini terus mengembangkan layanan Copilot, yang telah tersedia untuk perangkat Android dan iOS sejak awal tahun. Copilot memudahkan pengguna untuk menulis perintah atau membuat berbagai jenis konten, mulai dari ringkasan teks hingga gambar menggunakan teknologi DALL-E 3. Microsoft bahkan meluncurkan Copilot Pro, sebuah layanan berbayar yang menawarkan pengalaman lebih lengkap bagi penggunanya.

Sementara itu, Google juga meluncurkan Gemini, pengganti dari Bard, yang kini semakin populer di kalangan pengguna. Gemini diintegrasikan dengan berbagai layanan Google seperti Google Docs, Maps, dan YouTube, serta hadir dalam bentuk aplikasi untuk perangkat Android dan iOS. Di akhir tahun, Google meluncurkan Gemini 2.0 Flash yang meningkatkan kecepatan dan performa, bahkan mengalahkan model sebelumnya dalam beberapa metrik penting.

Tak hanya perusahaan teknologi besar, Meta dan X juga ikut serta dalam tren AI generatif. Meta merilis Meta AI yang kini bisa digunakan oleh pengguna di Indonesia. Chatbot ini tidak hanya dapat mengobrol, tetapi juga membantu pengguna dalam menyusun jadwal, mengenali objek, serta mengedit gambar. Di sisi lain, X memperkenalkan Grok, chatbot AI yang dibuat oleh xAI. Grok, yang dirancang untuk memberikan jawaban dengan kecerdasan yang sedikit lebih “memberontak”, kini dapat memahami gambar dan tangkapan layar, menambah fungsionalitasnya.

Secara keseluruhan, tahun 2024 menandai babak baru dalam perkembangan AI generatif, dengan berbagai inovasi yang memperkaya pengalaman pengguna dan mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi.