Tag Archives: Keamanan Siber

https://mezzojane.com

Integrasi AI dan Coding dalam Kurikulum Sekolah: Inovasi Besar, Tantangan Tak Kalah Besar

Pemerintah telah mengambil langkah maju dengan memasukkan kecerdasan buatan (AI) dan coding ke dalam kurikulum sekolah. Namun, menurut Pengamat Keamanan Siber Alfons Tanujaya, kebijakan ini masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diperhatikan agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh generasi muda.

“Kebijakan ini patut diapresiasi karena mencerminkan visi ke depan pemerintah. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, AI akan menjadi bagian dominan dalam kehidupan, bahkan bisa lebih berpengaruh dibandingkan internet saat ini,” ujar Alfons pada Selasa (4/2/2025).

Meskipun demikian, ia menyoroti pentingnya kesinambungan dalam implementasi program ini. Jika AI dan coding hanya dijadikan mata pelajaran pilihan tanpa didukung ekosistem yang memadai, dampaknya dalam jangka panjang akan sulit tercapai.

Alfons juga menekankan bahwa pengenalan AI bagi pelajar harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. “Anak-anak SD, SMP, dan SMA belum bisa langsung mempelajari coding yang kompleks. Namun, mereka bisa mulai memahami konsep AI melalui teknik prompting,” jelasnya.

Selain aspek pembelajaran, keamanan siber juga menjadi perhatian utama dalam penerapan kurikulum AI. Regulasi dan edukasi yang tepat sangat diperlukan agar para pelajar dapat memanfaatkan teknologi ini secara aman dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, Alfons berharap pemerintah memastikan keberlanjutan program ini dalam jangka panjang. Ia mengingatkan agar kebijakan ini tidak terhenti begitu saja ketika terjadi pergantian pemerintahan, sehingga dampak positifnya dapat terus dirasakan oleh generasi mendatang.

Microsoft Ambil Langkah Hukum Terhadap Kelompok Pembobol Sistem Keamanan Cloud AI

Microsoft telah melayangkan tuntutan hukum terhadap sekelompok individu yang diduga sengaja mengembangkan dan memanfaatkan alat untuk membobol sistem keamanan produk cloud AI perusahaan. Tindakan hukum ini diajukan pada Desember 2024 di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Virginia, dengan sepuluh terdakwa yang belum diidentifikasi sebagai bagian dari kelompok yang dituduh.

Menurut laporan yang dikutip dari Tech Crunch, kelompok tersebut diduga mencuri kredensial pelanggan dan menggunakannya untuk mengakses layanan Azure OpenAI, yang merupakan layanan berbasis teknologi dari OpenAI dan mendukung produk seperti ChatGPT. Microsoft menuduh para terdakwa, yang disebut dengan nama samaran hukum “Does,” telah melanggar sejumlah undang-undang, termasuk Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer, Undang-Undang Hak Cipta Milenium Digital, dan Undang-Undang Pemerasan Federal.

Dalam pengaduan tersebut, Microsoft menyatakan bahwa kelompok tersebut tidak hanya mengakses dan memanfaatkan perangkat lunak serta server milik Microsoft secara ilegal, tetapi juga menciptakan konten yang mengandung unsur yang berbahaya, menyinggung, dan terlarang. Microsoft mengklaim bahwa aksi ini dapat merusak integritas dan keamanan layanan cloud yang digunakan oleh berbagai pelanggan mereka, serta merusak reputasi perusahaan yang selama ini dikenal dengan keandalannya dalam menjaga data dan privasi penggunanya.

Langkah hukum yang diambil oleh Microsoft ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga ekosistem digital yang aman dan memitigasi potensi penyalahgunaan teknologi canggih mereka. Selain itu, tindakan ini juga diharapkan dapat memberikan efek jera kepada individu atau kelompok yang berniat mengeksploitasi kelemahan dalam sistem keamanan, serta menjadi peringatan bagi pihak lain yang berusaha melakukan tindakan serupa di masa depan.

Microsoft berharap proses hukum ini akan membawa para terdakwa ke pengadilan dan memastikan bahwa mereka bertanggung jawab atas perbuatan ilegal tersebut, serta mencegah terjadinya serangan serupa yang dapat mengancam dunia siber yang semakin kompleks.