Tag Archives: Pembelajaran Mesin

https://mezzojane.com

Kecerdasan Buatan vs Manusia: Mengapa AI Masih Kesulitan Membuat Analogi

Penelitian terbaru yang diterbitkan pada Februari 2025 dalam jurnal Transactions on Machine Learning Research mengungkapkan perbedaan mendalam antara cara manusia dan kecerdasan buatan (AI) memproses informasi, terutama dalam membuat analogi. Meskipun AI berkembang pesat, penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan AI dalam membuat analogi sederhana jauh tertinggal dibandingkan manusia. Para ilmuwan menguji kemampuan model bahasa besar (LLM) dan manusia dalam menyelesaikan soal analogi dan pola angka digital. Hasilnya, manusia unggul dalam menyelesaikan soal tersebut, sedangkan performa AI menurun tajam ketika soal menjadi lebih kompleks. Contohnya, dalam soal perubahan huruf, manusia cenderung dapat dengan cepat memahami pola, sementara AI sering gagal.

Salah satu temuan utama adalah bahwa AI masih belum memiliki kemampuan “zero-shot learning,” kemampuan manusia untuk menggeneralisasi dari pola yang belum pernah ditemui sebelumnya. AI hanya mampu mencocokkan pola yang telah ada, tetapi kesulitan dalam menarik kesimpulan dari situasi baru. Ini menunjukkan bahwa meskipun AI mampu mengenali pola, ia belum dapat membuat generalisasi seperti manusia. Kelemahan ini memiliki dampak signifikan, terutama dalam bidang hukum, di mana AI mulai digunakan untuk membantu analisis kasus dan rekomendasi hukuman. Tanpa kemampuan berpikir analogis yang kuat, AI berisiko gagal dalam menghubungkan preseden hukum yang relevan. Oleh karena itu, penelitian ini memperingatkan agar kita berhati-hati dalam mengandalkan AI untuk pengambilan keputusan penting, karena meskipun canggih, AI masih jauh dari kemampuan berpikir manusia.

Tiga Saham AI yang Menguntungkan untuk Investasi di 2025!

Kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu tren terbesar dalam teknologi tahun lalu, mengubahnya dari konsep fiksi ilmiah menjadi arus utama yang menarik perhatian banyak perusahaan. Di tengah perkembangan pesat ini, beberapa saham telah menjadi pilihan yang sangat menguntungkan bagi investor yang ingin memanfaatkan potensi AI. Mari kita lihat tiga perusahaan yang berhasil meraih keuntungan besar berkat AI.
Palantir, yang terkenal sebagai penyedia solusi pengumpulan data dan analisis untuk pemerintah AS, telah berhasil mengintegrasikan AI ke dalam teknologi mereka. Mereka tidak hanya fokus pada pengembangan model AI, tetapi juga menciptakan lapisan alur kerja perangkat lunak AI yang meningkatkan fungsionalitas dan logika dalam aplikasi dunia nyata. Solusi AI mereka telah menarik banyak pelanggan komersial, dengan pendapatan komersial AS meningkat 54% dan jumlah pelanggan komersial melonjak 77%. Walaupun kesuksesan ini berawal dari prototipe, Palantir berencana mempercepat pengembangan dan transformasi pelanggan dari bukti konsep ke implementasi produksi.
Namun, valuasi Palantir cukup tinggi, dengan rasio harga-ke-penjualan ke depan sebesar 42 kali, yang dapat menjadi faktor penghalang bagi sebagian investor.

AppLovin, yang terkenal dengan portofolio aplikasi dan solusi adtech-nya, telah meraih keuntungan signifikan melalui teknologi AI. Peluncuran Axon 2 yang didukung AI pada awal 2023 membawa lonjakan pendapatan yang luar biasa. Teknologi pembelajaran mesin prediktif yang digunakan oleh Axon 2 berhasil meningkatkan pengiklanan dalam aplikasi game. Pendapatan platform perangkat lunak mereka melonjak 66%, dengan margin bruto juga meningkat signifikan. AppLovin tidak hanya melihat peluang di industri game, tetapi juga sedang memperluas jangkauannya ke sektor e-commerce, yang dapat menjadi pendorong utama pertumbuhannya pada 2025.
Saham AppLovin diperdagangkan dengan rasio harga-ke-laba (P/E) ke depan sebesar 39,5 dan rasio harga-ke-pertumbuhan (PEG) yang mengindikasikan saham ini undervalued.

Broadcom telah mencatatkan prestasi besar di pasar chip AI dengan merancang chip AI khusus yang dioptimalkan untuk tugas-tugas spesifik. Pendapatan dari chip AI mereka diperkirakan melampaui $12 miliar pada tahun fiskal 2024. Alphabet, Meta Platforms, dan ByteDance menjadi pelanggan utama mereka, dengan rencana untuk mendeploy lebih dari 1 juta cluster chip AI pada tahun 2027. Pertumbuhan pasar chip AI khusus menunjukkan potensi besar bagi Broadcom, yang tampaknya siap untuk meraih keuntungan besar di masa depan.
Saham Broadcom diperdagangkan dengan rasio P/E ke depan sebesar 36,5, yang dianggap wajar mengingat potensi besar di pasar chip AI.

Meskipun Palantir menjadi pilihan populer, tim analis Motley Fool Stock Advisor tidak memasukkan saham ini dalam daftar 10 saham terbaik yang direkomendasikan untuk saat ini. Sebagai referensi, mereka menyarankan untuk mempertimbangkan saham-saham yang lebih berpotensi menghasilkan keuntungan besar dalam beberapa tahun mendatang.