Mahasiswa dari Program Studi Teknik Biomedis Institut Teknologi Sumatera (Itera) sukses menciptakan alat inovatif yang mampu mengukur VO2 Max sekaligus mendeteksi gejala awal asma. Inovasi ini dikembangkan oleh Nisa Fadila dan Safa Airlicia Vanderly di bawah bimbingan dua dosen, Rudi Setiawan, S.T., M.T., dan Al Barra Harahap, S.Si., M.Si.
Perangkat ini dirancang untuk mengukur kemampuan tubuh dalam mengonsumsi oksigen secara maksimal serta mengidentifikasi pola pernapasan yang tidak normal. Dengan memanfaatkan sensor oksigen (O₂), karbon dioksida (CO₂), serta tekanan diferensial, alat ini dapat memproses data secara akurat untuk menentukan nilai VO2 Max pengguna sekaligus mendeteksi potensi gejala asma. Apabila sistem menemukan pola pernapasan yang mengindikasikan gejala asma, perangkat akan memberikan peringatan dini sehingga pengguna dapat segera mengambil langkah pencegahan sebelum kondisi semakin parah.
“Kami berharap alat ini dapat membantu mereka yang memiliki risiko asma atau ingin meningkatkan kebugaran tubuh dengan pemantauan kondisi pernapasan secara real-time,” ujar Nisa Fadila, dikutip dari laman resmi Itera, Senin (10/2/2025).
Alat ini juga dilengkapi dengan fitur penyimpanan data, memungkinkan pemantauan kondisi pernapasan dalam jangka panjang. Dengan desain antarmuka yang intuitif dan mudah dioperasikan, inovasi ini berpotensi besar diterapkan dalam dunia medis maupun olahraga.
“Kami ingin alat ini menjadi solusi preventif yang meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan pernapasan mereka agar dapat mengambil tindakan pencegahan lebih awal,” ungkap Safa Airlicia Vanderly.
Ia juga berharap bahwa perangkat ini dapat menjadi standar baru dalam pemantauan kesehatan pernapasan dengan tingkat akurasi tinggi. Seiring dengan perkembangan teknologi kesehatan modern, alat ini diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki gangguan pernapasan atau ingin menjaga kebugaran dengan lebih optimal.