Tag Archives: UGM

https://mezzojane.com

Microforest: Solusi Inovatif Dekarbonisasi dari UGM untuk Lingkungan Lebih Hijau

Universitas Gadjah Mada (UGM) telah meluncurkan teknologi canggih bernama Microforest, yang berfokus pada upaya dekarbonisasi dan keberlanjutan lingkungan. Teknologi ini memanfaatkan mikroalga, yang memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dan menghasilkan oksigen (O2), menjadikannya alat yang sangat efektif untuk mengurangi emisi karbon. Dengan potensi untuk mengurangi polusi di daerah dengan tingkat emisi tinggi, Microforest juga mendukung berbagai negara dan perusahaan dalam mencapai target Net Zero Carbon.

Keunggulan dari Microforest adalah efisiensinya dalam penggunaan ruang. Tidak membutuhkan lahan luas, teknologi ini sangat ideal untuk diterapkan di kota-kota besar yang memiliki keterbatasan ruang hijau. Selain itu, Microforest dilengkapi dengan layar indikator yang menunjukkan jumlah karbon yang telah diserap, menjadikannya sebagai alat edukasi yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya dekarbonisasi.

Menggunakan sistem Fotobioreaktor yang dimodifikasi, Microforest mengoptimalkan penyerapan karbon dengan memanfaatkan pencahayaan yang disesuaikan untuk meningkatkan proses fotosintesis mikroalga. Teknologi ini adalah pengembangan dari Algaetree, yang memiliki kapasitas media kultivasi 100 liter dan mampu menyerap hingga 37,6 kilogram CO2 per tahun, setara dengan empat pohon dewasa. Microforest telah diterapkan di beberapa lokasi, seperti Masjid Raya Syeikh Zayed Solo dan kantor PT Pertamina EP Cepu Regional 4.

UGM bekerja sama dengan PT Algatech Nusantara dan PT Enthalphy Environergy Consulting dalam pengembangan dan pemasaran teknologi ini, yang juga mendukung komitmen Indonesia untuk mencapai bebas karbon pada tahun 2060. Respons positif datang dari berbagai industri yang tengah berfokus pada implementasi dekarbonisasi untuk mendukung prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).

Gamagora: Varietas Padi Unggul UGM untuk Perangi Stunting dan Tingkatkan Ketahanan Pangan!

Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan varietas padi unggul bernama Gadjah Mada Gogo Rancah 7 atau Gamagora sebagai solusi inovatif untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi stunting. Varietas ini dirancang menjadi beras premium bernama Presokazi yang kaya nutrisi penting berkat teknologi geofortifikasi.

Menurut Taryono, peneliti dari Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, geofortifikasi memungkinkan pengayaan nutrisi padi langsung dari tahap penanaman tanpa perlu tambahan fortifikasi saat pengolahan. Teknologi ini menggunakan pupuk organo-mineral untuk meningkatkan kandungan protein, zat besi, dan nutrisi lainnya yang diperlukan untuk memperbaiki status gizi masyarakat.

“Presokazi bukan hanya beras premium dengan tekstur nasi yang pulen sesuai selera masyarakat Indonesia, tetapi juga menjadi solusi nyata dalam mengurangi angka stunting di Indonesia,” jelas Taryono pada Minggu (29/12/2024).

Beras Presokazi memiliki masa panen yang relatif singkat, yaitu 90 hingga 105 hari tergantung musim, dengan produktivitas mencapai 9 ton gabah kering per hektar. Penelitian varietas ini telah dilakukan di berbagai wilayah seperti Klaten dan Ngawi, menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam peningkatan produksi pertanian.

Inovasi ini juga diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan nasional, yang merupakan langkah strategis menuju pencapaian visi Indonesia Emas 2045. “Ketahanan pangan adalah fondasi penting, dan kontribusi semua pihak sangat diperlukan untuk mencapainya,” tambah Taryono.

Saat ini, produk beras Presokazi masih dalam tahap pengembangan dan diharapkan dapat dipasarkan secara luas pada 2025. UGM terus melakukan pengujian stabilitas nutrisi dan pengembangan teknologi untuk memastikan keberlanjutan produk ini di masa depan.