https://mezzojane.com

Baidu Tantang DeepSeek, Luncurkan ERNIE X1 dan ERNIE 4.5 dengan Harga Lebih Murah

Baidu resmi meluncurkan dua model kecerdasan buatan terbaru, ERNIE X1 dan ERNIE 4.5, pada Minggu (16/3). Kedua model AI ini digadang-gadang sebagai pesaing utama DeepSeek yang sebelumnya menggemparkan dunia dengan inovasi AI berbiaya rendah. ERNIE X1 disebut memiliki performa setara dengan DeepSeek R1, tetapi dengan harga hanya setengahnya. Sementara itu, ERNIE 4.5 diperkenalkan sebagai model pondasi terbaru yang menawarkan kemampuan multimodal lebih canggih.

Menurut pernyataan resmi Baidu, ERNIE X1 adalah model deep-thinking reasoning yang mampu menangani berbagai tugas dengan efisiensi tinggi. Sementara itu, ERNIE 4.5 dikembangkan dengan peningkatan dalam pemahaman bahasa, logika, serta memori yang lebih baik dibandingkan model sebelumnya. Bahkan, kedua model ini diklaim memiliki kecerdasan emosional tinggi, memungkinkan mereka memahami meme satir yang beredar di internet.

Baidu memastikan bahwa ERNIE X1 dan ERNIE 4.5 telah tersedia di ERNIE Bot, chatbot AI mereka. Menariknya, kedua model ini dapat digunakan secara gratis lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Sebelumnya, pengguna harus berlangganan untuk mengakses layanan ini. Langkah ini dilakukan Baidu untuk bersaing di tengah ketatnya industri AI di China, terutama setelah kehadiran DeepSeek yang berhasil menghadirkan model AI canggih dengan biaya rendah.

Selain itu, Baidu juga telah mengintegrasikan model DeepSeek R1 ke dalam mesin pencari mereka. Tak hanya itu, perusahaan ini berencana mengikuti langkah DeepSeek dengan menjadikan ERNIE open-source mulai 30 Juni 2025. Langkah ini diharapkan akan mempercepat perkembangan teknologi AI, tidak hanya di China tetapi juga di tingkat global.

China Terapkan Aturan Pelabelan AI untuk Cegah Misinformasi

Pemerintah China mengumumkan pedoman baru yang mewajibkan semua konten buatan kecerdasan buatan (AI) diberi label khusus guna mengatasi penyebaran informasi palsu. Peraturan ini dirancang oleh Administrasi Dunia Maya China bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi, Kementerian Keamanan Publik, serta Administrasi Negara Radio dan Televisi. Aturan tersebut akan mulai berlaku pada 1 September mendatang. Seorang juru bicara Badan Keamanan Siber menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk menekan penyalahgunaan teknologi AI generatif serta mencegah manipulasi informasi di dunia digital.

Pedoman tersebut mengharuskan semua konten berbasis AI, termasuk teks, gambar, audio, video, hingga adegan virtual, untuk memiliki label yang jelas. Label eksplisit harus ditempatkan di posisi yang mudah dikenali publik guna memastikan transparansi, terutama pada konten yang berpotensi menyesatkan. Sementara itu, label implisit diwajibkan dalam metadata file, mencantumkan informasi terkait penyedia layanan, kredit konten, serta nomor identifikasi unik.

Awal bulan ini, Lei Jun, CEO Xiaomi Corp., bersama aktor Jin Dong yang juga merupakan anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China, mengusulkan pembentukan regulasi lebih lanjut terkait konten AI. Langkah ini mencerminkan komitmen China dalam mengendalikan perkembangan AI agar tidak disalahgunakan dalam penyebaran hoaks dan informasi yang dapat membingungkan masyarakat. Dengan penerapan aturan ini, China berharap dapat menjaga kepercayaan publik terhadap teknologi AI sekaligus memastikan penggunaannya tetap bertanggung jawab.

DeepSeek di Bawah Pengawasan Ketat, Kekhawatiran Kebocoran Data Meningkat

Setelah meraih popularitas besar pada Januari lalu berkat peluncuran model AI terbuka R1, perusahaan rintisan DeepSeek kini berada di bawah pengawasan ketat pemerintah China. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sejumlah karyawan DeepSeek menghadapi pembatasan perjalanan ke luar negeri, dengan paspor mereka ditahan oleh perusahaan induknya, High-Flyer, sebuah firma hedge fund kuantitatif. Langkah ini diambil setelah pemerintah China meminta para peneliti AI untuk membatasi perjalanan ke Amerika Serikat guna menghindari kebocoran rahasia dagang.

DeepSeek menjadi salah satu chatbot AI yang paling banyak diunduh di App Store dan Play Store, menawarkan fitur analisis file, pencarian informasi berbasis web, serta sinkronisasi riwayat obrolan di berbagai perangkat. Namun, meningkatnya popularitas aplikasi ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan data. Sistem DeepSeek diketahui menyimpan data pengguna di server yang berlokasi di China, sehingga memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan akses pemerintah terhadap informasi tersebut.

Sebagai respons atas potensi risiko ini, ratusan perusahaan di berbagai negara telah melarang penggunaan DeepSeek di lingkungan kerja. Menurut laporan Nadir Izrael dari perusahaan keamanan siber Armis Inc, sekitar 70 persen kliennya telah mengajukan pemblokiran akses terhadap chatbot ini. Netskope Inc, penyedia layanan keamanan internet, juga melaporkan bahwa lebih dari 52 persen kliennya telah menerapkan kebijakan serupa.

DeepSeek kini menjadi alternatif bagi ChatGPT dengan model V3 buatan China yang semakin populer. Namun, di tengah lonjakan pengguna, isu keamanan dan intervensi pemerintah China menjadi tantangan besar bagi perusahaan ini di tingkat global.

Soraya Larasati Shalat di Tengah Maraton Singapura, Begini Penjelasannya

Aktris Soraya Larasati kembali menjadi perbincangan publik setelah aksinya menunaikan shalat di pinggir jalan saat mengikuti maraton di Singapura viral di media sosial. Foto yang memperlihatkan dirinya tengah beribadah di sela-sela lomba menuai beragam reaksi dari warganet.

Soraya sendiri mengaku heran dengan viralnya momen tersebut. Menurutnya, beribadah adalah hal yang wajar dan seharusnya tidak menjadi sesuatu yang dipermasalahkan.

“Saya juga bingung kenapa sampai viral. Masa ibadah tidak boleh dilakukan?” ujar Soraya saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (11/3/2025).

Diketahui, Soraya ikut serta dalam ajang Singapore Marathon 2024 yang berlangsung pada Desember tahun lalu. Di tengah perlombaan, ia memutuskan untuk berhenti sejenak guna menunaikan shalat, meskipun jadwal maraton cukup padat.

Tetap Prioritaskan Ibadah di Tengah Lomba

Soraya mengungkapkan bahwa keputusannya untuk melaksanakan shalat di pinggir jalan diambil karena lokasi acara tidak memiliki fasilitas musala atau tempat ibadah yang memadai. Meski sedang berkompetisi, ia tetap mengutamakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

“Saat itu saya sedang berlari, tetapi tetap harus mementingkan ibadah. Masa karena lomba, saya harus meninggalkan shalat?” katanya.

Lebih lanjut, Soraya menjelaskan bahwa momen tersebut sengaja diabadikan agar bisa menjadi pengingat bagi banyak orang untuk tidak melupakan ibadah dalam situasi apa pun.

“Kenapa divideoin? Saya ingin menunjukkan bahwa dalam keadaan apa pun, jangan lupa untuk tetap beribadah,” tambahnya.

Soraya juga menjelaskan bahwa waktu shalat Subuh berdekatan dengan jadwal larinya. Oleh karena itu, ia memilih mengikuti kategori 10 km agar bisa menyesuaikan waktu ibadahnya.

“Sebenarnya saya memilih 10 km karena mempertimbangkan waktu shalat Subuh. Kalau ikut half marathon, shalatnya jadi di tengah-tengah lomba,” ungkapnya.

Tak Ada Musala, Trotoar Jadi Tempat Ibadah

Sebelum akhirnya shalat di pinggir jalan, Soraya sempat bertanya kepada petugas keamanan mengenai lokasi musala. Namun, ia mendapat jawaban bahwa tidak ada tempat khusus untuk beribadah di sekitar acara.

“Saya sempat bertanya ke sekuriti, ‘Musala di mana?’ Mereka bilang, ‘Di mana saja boleh.’ Ya sudah, saya shalat di trotoar,” jelasnya.

Meskipun bisa saja mencari musala di tempat lain, waktu yang terbatas membuatnya memutuskan untuk langsung menunaikan ibadah di tempat yang memungkinkan.

Aksi Soraya ini mendapat berbagai tanggapan dari publik, ada yang mendukung dan mengapresiasi, tetapi ada pula yang mempertanyakan keputusannya. Terlepas dari itu, Soraya berharap apa yang dilakukannya bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk tetap menjalankan ibadah dalam kondisi apa pun.

Maraton dan ibadah bisa berjalan beriringan, dan Soraya Larasati telah membuktikannya. 🏃‍♀️🙏

Blackbox AI: Solusi Canggih untuk Membantu Developer dalam Menulis Kode

Blackbox AI adalah asisten berbasis kecerdasan buatan yang dirancang untuk memudahkan para developer dalam menulis kode, memahami sintaks, serta menyelesaikan berbagai permasalahan pemrograman. Dengan kemampuannya dalam membaca pola coding yang sedang diketik, alat ini dapat memberikan rekomendasi yang relevan guna membantu penyelesaian atau optimalisasi kode secara lebih efisien.

Teknologi ini sering dibandingkan dengan GitHub Copilot karena menawarkan fitur auto-complete yang cerdas. Namun, Blackbox AI memiliki keunggulan tersendiri yang membuatnya semakin populer di kalangan programmer. Salah satu fitur unggulannya adalah auto-complete berbasis AI yang memungkinkan pengguna menulis kode lebih cepat dengan saran yang sesuai. Selain itu, alat ini juga memiliki fitur pencarian kode berbasis AI-powered search, sehingga pengguna dapat menemukan contoh kode hanya dengan memasukkan deskripsi sederhana.

Keunggulan lainnya adalah dukungan terhadap berbagai bahasa pemrograman seperti Python, JavaScript, Java, C++, PHP, dan Go, membuatnya fleksibel untuk berbagai kebutuhan pengembangan. Blackbox AI juga menawarkan fitur unik berupa kemampuan menyalin kode langsung dari video YouTube, sehingga pengguna tidak perlu lagi menghentikan video untuk menyalin kode secara manual.

Platform ini kompatibel dengan berbagai IDE populer seperti Visual Studio Code, JetBrains, dan Jupyter Notebook, memungkinkan developer menggunakannya di lingkungan coding favorit mereka. Keberadaannya sangat membantu dalam menghemat waktu, mengurangi kesalahan pemrograman, serta meningkatkan produktivitas, terutama bagi pemula yang sedang belajar coding.

Tersedia dalam versi gratis dan premium, Blackbox AI memberikan akses fitur dasar seperti auto-complete dan pencarian AI-powered secara cuma-cuma. Namun, bagi pengguna yang menginginkan fitur lebih lengkap seperti pencarian kode tingkat lanjut dan integrasi penuh, tersedia paket berbayar dengan lebih banyak keuntungan. Dengan berbagai fitur unggulan yang ditawarkannya, Blackbox AI menjadi solusi ideal bagi developer yang ingin meningkatkan efisiensi dalam menulis kode.

Kuliah AI di Unesa? Kini Bisa Lewat SNBT dan Jalur Mandiri

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali menunjukkan komitmennya untuk berinovasi dengan membuka program studi (Prodi) baru yang akan mempersiapkan para mahasiswa untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat. Kali ini, Unesa menghadirkan Prodi S1 Kecerdasan Artifisial (Artificial Intelligence/AI) yang berada di bawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Program ini bisa dipilih melalui berbagai jalur penerimaan mahasiswa baru, termasuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), jalur golden ticket, dan mandiri.

Koordinator Prodi S1 Kecerdasan Artifisial Unesa, Elly Matul Imah, menjelaskan bahwa program ini dirancang untuk mempelajari berbagai aspek terkait pengembangan sistem cerdas yang mampu meniru kemampuan manusia. Dalam prodi ini, mahasiswa akan dibekali dengan berbagai keterampilan dalam bidang pembelajaran mesin, deep learning, sains kognitif, visi komputer, pemrosesan bahasa alami, analisis big data, hingga robotika dan green computing.

“Perkuliahan di prodi ini mengombinasikan teori dan praktik, dengan pendekatan yang mencerminkan visi dan keunggulan Unesa, terutama dalam bidang techno-edupreneurship dan cognitive science,” ujar Elly, pada Selasa, 11 Maret 2025. Prodi S1 Kecerdasan Artifisial Unesa dapat dipilih melalui jalur golden ticket yang dibuka pada 10 Maret – 4 April 2025, jalur SNBT pada 11-27 Maret 2025, dan jalur mandiri Unesa.

Program ini dihadirkan sebagai respons terhadap kebutuhan masyarakat dan industri yang semakin bergantung pada kecerdasan artifisial dalam berbagai sektor. Dengan adanya prodi ini, Unesa berharap dapat melahirkan para profesional yang siap berkontribusi dalam perkembangan teknologi AI yang pesat. “Prodi ini merupakan salah satu yang paling dibutuhkan saat ini dan memiliki prospek yang sangat baik untuk masa depan,” tambah Elly.

Di dalam kurikulum Prodi S1 Kecerdasan Artifisial Unesa, mahasiswa akan mempelajari sejumlah topik yang sangat relevan dengan perkembangan teknologi saat ini, seperti Sains Neuro Kognitif, Machine Learning, Cloud Computing, Natural Language Processing, Bioinformatika, hingga Quantum Computing. Pendekatan perkuliahan di prodi ini juga sangat beragam, mulai dari project-based learning (PjBL), case method, hingga praktikum yang diikuti dengan magang industri atau riset untuk mengasah keterampilan mahasiswa dalam konteks dunia nyata.

Lulusan dari Prodi S1 Kecerdasan Artifisial Unesa akan memiliki berbagai pilihan karir yang menjanjikan, seperti:

  • AI/ML Analyst atau Engineer: Profesional yang ahli dalam pengolahan data dan pengembangan model AI untuk sistem bisnis.
  • AI Digital Entrepreneur: Inovator yang menciptakan solusi digital disruptif berbasis kecerdasan buatan dengan nilai bisnis tinggi.
  • AI Neuro-Cognition Analyst: Analis yang mengintegrasikan ilmu saraf dan psikologi dengan machine learning untuk memahami proses kognitif dan memberikan solusi bagi kesehatan mental.
  • Data Intelligence Analyst atau Engineer: Profesional yang mampu merancang infrastruktur data berbasis AI untuk mengelola pengumpulan, penyimpanan, dan pemrosesan data dalam skala besar.

Dengan adanya Prodi S1 Kecerdasan Artifisial ini, Unesa semakin mempertegas peranannya dalam mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga inovatif dan siap menghadapi tantangan teknologi masa depan. “Kami yakin program ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat yang ingin berkarir di industri yang berbasis pada teknologi terkini,” tutup Elly.

Manus AI: Terobosan Teknologi yang Mengubah Lanskap Kecerdasan Buatan

Manus AI resmi diperkenalkan pada 6 Maret 2025 dan langsung menarik perhatian dunia, terutama bagi kalangan yang mengikuti perkembangan AI. Sistem ini dianggap sebagai lompatan besar dalam dunia kecerdasan buatan karena kemampuannya untuk bekerja secara mandiri tanpa campur tangan manusia, menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan efisiensi tinggi. Berbeda dengan AI tradisional, Manus dapat secara otomatis menganalisis data, menyesuaikan tindakannya secara real-time, dan memberikan hasil yang sangat dipersonalisasi bagi penggunanya.

Keunggulan utama yang dimiliki Manus AI mencakup otonomi penuh dalam menjalankan tugas, kemampuan bekerja di berbagai bidang seperti analisis keuangan, penyaringan kandidat kerja, hingga pencarian properti, serta operasional yang berjalan di latar belakang tanpa perlu pemantauan langsung dari pengguna. Dalam penyaringan resume, misalnya, Manus AI tidak hanya memberikan peringkat kandidat tetapi juga menilai relevansi keterampilan dengan tren industri saat ini. Dalam pencarian apartemen, sistem ini mampu mempertimbangkan berbagai faktor seperti tingkat kejahatan, harga pasar, hingga kondisi lingkungan sebelum memberikan rekomendasi terbaik.

Keberadaan Manus AI memicu diskusi luas mengenai etika dan privasi, serta dampaknya terhadap pasar kerja. Banyak pihak menilai bahwa teknologi ini membawa revolusi besar, tetapi di sisi lain juga memunculkan kekhawatiran akan implikasinya terhadap berbagai sektor industri. Pada 11 Maret 2025, Manus AI mengumumkan kolaborasi strategis dengan Alibaba, di mana model AI open-source Qwen akan digunakan untuk mengintegrasikan fungsionalitas Manus ke dalam ekosistem teknologi Tiongkok. Langkah ini menambah persaingan dalam perlombaan supremasi AI global, terutama antara negara-negara Barat dan Tiongkok.

Meskipun masih dalam tahap pengujian terbatas, Manus AI diprediksi akan menjadi agen kecerdasan buatan yang mampu merevolusi banyak industri. Namun, tantangan terkait regulasi, keamanan data, serta penerimaan publik masih menjadi faktor krusial yang akan menentukan bagaimana teknologi ini berkembang di masa depan. Manus AI membuka babak baru dalam dunia kecerdasan buatan, menghadirkan kemungkinan yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi.

Gara-Gara Medsos, Dokter Spesialis Jantung di Bangka Jadi Tersangka!

Seorang dokter spesialis jantung di RSUD Soekarno Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, berinisial SHP, resmi ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pencemaran nama baik. Kepolisian Polresta Pangkalpinang menyatakan bahwa penetapan ini merupakan hasil dari pengembangan kasus yang sebelumnya menjerat seorang wanita berinisial TLP (26).

Kapolresta Pangkalpinang, Kombes Gatot Yulianto, dalam konferensi pers pada Selasa (11/3/2025), mengungkapkan bahwa SHP awalnya diperiksa sebagai saksi, namun kemudian statusnya dinaikkan menjadi tersangka.

“Sudah dilakukan pemanggilan terhadap SHP sebagai tersangka. Ia berstatus sebagai ASN dan sebelumnya diperiksa sebagai saksi,” ujar Gatot kepada awak media.

Kasus Berawal dari Unggahan di Media Sosial

Kasus ini bermula dari unggahan di media sosial, yang dibuat oleh TLP. Dalam unggahannya, TLP diduga menyebarkan konten yang mencemarkan nama baik seorang pejabat di salah satu rumah sakit di Pangkalpinang.

Unggahan tersebut akhirnya berujung pada penahanan TLP sebagai tersangka pertama dalam kasus ini. Namun, dalam pengembangan penyelidikan, polisi menemukan bahwa SHP diduga berperan sebagai pihak yang menyuruh TLP untuk membuat unggahan tersebut.

“Dari hasil pemeriksaan, diduga SHP yang memberikan instruksi kepada TLP untuk membuat unggahan di media sosial. Hal ini berdasarkan pengakuan dari TLP yang saat ini masih kami dalami,” jelas Gatot.

Saat ini, SHP telah dipanggil untuk menjalani pemeriksaan di Mapolresta Pangkalpinang, sementara penyidik masih terus mendalami motif di balik unggahan tersebut.

Kontroversi Terkait Kebijakan RSUD Depati Hamzah

Dugaan pencemaran nama baik ini berkaitan dengan kontroversi di lingkungan rumah sakit, terutama terkait pengadaan laboratorium dan penunjukan tenaga medis di RSUD Depati Hamzah Pangkalpinang.

SHP, yang bertugas di RSUD Soekarno Bangka, dikenal sebagai dokter spesialis jantung yang memimpin operasi kateterisasi jantung tanpa bedah. Namun, keterlibatannya dalam kasus ini menimbulkan tanda tanya mengenai peran dan kepentingannya dalam isu yang berkembang di RSUD Depati Hamzah.

“Masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Ada beberapa konten yang diunggah melalui platform TikTok oleh TLP, yang diduga merupakan arahan dari SHP,” tambah Gatot.

Hingga saat ini, penyidik masih mendalami lebih jauh keterlibatan SHP serta tujuan utama dari unggahan yang memicu kasus hukum ini. Keputusan lebih lanjut terkait proses hukum terhadap kedua tersangka akan bergantung pada hasil penyidikan yang masih berlangsung.

Indosat Optimalkan AI untuk Efisiensi Jaringan dan Hemat Triliunan Rupiah

PT Indosat Tbk (ISAT) semakin mengandalkan kecerdasan buatan (AI) dalam pengelolaan jaringan telekomunikasi mereka. Dengan penerapan AI, perusahaan berhasil mengoptimalkan pembangunan jaringan secara lebih tepat guna sekaligus menghemat biaya hingga Rp3 triliun–Rp4 triliun.

Vikram Sinha, selaku President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, mengungkapkan bahwa sejak Agustus 2024, perusahaan telah mengimplementasikan AI dalam sistem baru yang terintegrasi ke seluruh organisasi, termasuk dalam strategi penggelaran jaringan. Langkah ini berdampak signifikan pada efisiensi belanja modal (capex), di mana dari total anggaran Rp13 triliun, Indosat hanya menggunakan sekitar Rp9 triliun–Rp10 triliun.

Pada tahun 2024, ISAT mengalokasikan Rp9,93 triliun untuk pengembangan jaringan seluler dan teknologi digital berbasis AI. Sebagian besar, yakni 82,7% dari anggaran tersebut, difokuskan untuk sektor jaringan seluler, sementara sisanya digunakan untuk pengembangan layanan multimedia, komunikasi data, internet (MIDI), dan teknologi informasi. Indosat juga mengoperasikan Digital Intelligence Operations Center (DIOC) yang menggabungkan fungsi Network Operations Center (NOC) dan Service Operations Center (SOC). Dengan teknologi AI, DIOC mampu meningkatkan efisiensi operasional serta mempercepat respons terhadap permasalahan pelanggan.

Selain itu, ISAT menerapkan hiper-personalisasi berbasis AI untuk memahami kebiasaan pengguna dan memprediksi kebutuhan mereka. Perusahaan juga mengembangkan AI Factory yang dikelola oleh anak usahanya, Lintasarta. Namun, meskipun Indosat menunjukkan perkembangan teknologi yang pesat, harga saham ISAT mengalami penurunan. Pada perdagangan Selasa (11/3), harga saham ISAT turun 1,62% dari Rp1.560 menjadi Rp1.515 per lembar. Dalam sebulan terakhir, saham ISAT telah merosot 6,77%, dan dalam enam bulan terakhir, penurunannya mencapai 44,02%.

Canggih! Bigbox AI Telkom Bisa Tangkal Serangan Siber Lebih Cepat

Perkembangan teknologi semakin pesat, begitu pula dengan ancaman siber yang semakin kompleks. Untuk menghadapi tantangan ini, BigBox AI dari Telkom memperkenalkan Anomaly Detection AI, sebuah solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber dengan lebih cepat dan akurat. Teknologi ini diharapkan menjadi benteng pertahanan utama dalam menjaga keamanan sistem digital dari berbagai serangan berbahaya.

Anomaly Detection AI: Solusi Deteksi Ancaman Real-Time

EVP Digital Business & Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, menjelaskan bahwa Anomaly Detection AI memiliki kemampuan untuk menganalisis data secara real-time. Sistem ini dapat memantau pola aktivitas yang mencurigakan dan segera memberikan peringatan jika ada anomali yang berpotensi membahayakan keamanan siber. Dengan kecepatan respons yang tinggi, langkah mitigasi dapat segera diambil sebelum ancaman berkembang lebih jauh.

Keunggulan utama dari teknologi ini adalah kemampuannya dalam mengolah data berkualitas tinggi untuk melatih algoritma AI. Data yang digunakan mencakup berbagai skenario ancaman siber, termasuk rekaman serangan sebelumnya, log keamanan jaringan, hingga interaksi sistem yang umum terjadi. Dengan pendekatan berbasis data ini, Anomaly Detection AI mampu mengenali pola serangan dan merespons dengan tindakan yang tepat.

Pembelajaran dari Kasus Serangan Siber di Dunia

Penerapan AI dalam keamanan siber telah terbukti efektif di berbagai sektor. Salah satu contohnya adalah kasus yang dialami sebuah perusahaan pertanian di Amerika Serikat pada tahun 2020, yang berhasil mendeteksi serangan ransomware berkat sistem AI yang dikonfigurasikan dalam mode pasif. Meskipun tidak secara otomatis memblokir serangan, sistem AI tetap mampu merekomendasikan pemblokiran lalu lintas Command and Control (C2) yang berbahaya, sehingga mencegah dampak yang lebih besar terhadap perusahaan tersebut.

Dukungan Telkom untuk Sektor Vital dengan AI

Selain digunakan dalam sektor keamanan, Telkom juga terus mengembangkan solusi AI untuk berbagai industri penting, termasuk sektor finansial. BigBox AI berperan dalam membantu bank meningkatkan keamanan transaksi digital serta melindungi data nasabah dari ancaman pencurian atau peretasan. Dengan meningkatnya jumlah transaksi online, keamanan siber menjadi prioritas utama bagi industri keuangan, dan AI dapat menjadi solusi yang efektif untuk memastikan perlindungan data secara optimal.

Sebagai bentuk komitmen terhadap keamanan data, BigBox AI Telkom telah mengantongi sertifikasi ISO 27701:2019 dan ISO 27001:2022. Kedua sertifikasi ini menunjukkan bahwa sistem AI Telkom telah memenuhi standar global dalam manajemen privasi dan keamanan informasi.

“Telkom melalui BigBox AI telah meraih dua sertifikasi ISO yang memastikan keamanan informasi dan perlindungan data pribadi sesuai dengan regulasi global. Pencapaian ini menegaskan komitmen kami dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan berkelanjutan,” ujar Komang Budi Aryasa dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/3/2025).

BigBox AI, Pilar Keamanan Digital Masa Depan

Dengan teknologi yang semakin berkembang, serangan siber pun menjadi lebih canggih dan sulit dideteksi. Oleh karena itu, solusi berbasis AI seperti Anomaly Detection AI dari BigBox AI menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan, institusi, dan bahkan masyarakat umum.

Ke depannya, Telkom akan terus berinovasi dalam pengembangan teknologi AI guna menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan terpercaya. Dengan pendekatan berbasis AI, keamanan siber dapat ditingkatkan secara proaktif, sehingga berbagai sektor industri dapat beroperasi dengan lebih aman tanpa takut terhadap ancaman siber yang merugikan.