Potensi teknologi kecerdasan buatan (AI) berbasis neurosains dianggap sangat penting dalam mengubah metode pembelajaran dan inovasi di dunia pendidikan. Pendekatan yang menggabungkan pemahaman tentang cara otak manusia bekerja ini diyakini dapat menciptakan sistem pembelajaran yang lebih personal, adaptif, dan efektif. Hal ini disampaikan oleh Myriam Da Silva, CEO CheckIT Learning asal Amerika Serikat, dalam acara bertajuk “The Future of Learning and Innovation with AI Based on Neuroscience” yang digelar pada Jumat, 26 April 2025, di Jakarta. Dalam presentasinya, Myriam menekankan bahwa teknologi dan pemahaman ilmiah tentang otak harus dapat berjalan beriringan. “Kami percaya bahwa pembelajaran di masa depan harus disesuaikan dengan cara otak manusia bekerja. Dengan mengintegrasikan AI dan neurosains, kami dapat menciptakan sistem yang benar-benar membantu setiap individu belajar dengan cara yang paling sesuai untuknya,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Acara yang diprakarsai oleh PT CheckITLabs Indonesia ini juga menghadirkan berbagai pakar di bidang AI, neurosains, dan pendidikan untuk berbicara tentang masa depan pendidikan di Indonesia. Wiwin Windrati, seorang performance storyteller dan pendidik, menambahkan pandangannya tentang inovasi teknologi. “Teknologi tidak seharusnya menjauhkan kita dari nilai-nilai kemanusiaan. Sebaliknya, teknologi seperti AI dapat memperkuat hubungan antara pengajar dan peserta didik jika digunakan dengan pendekatan yang tepat,” ungkap Wiwin. Acara ini dihadiri oleh pendidik, pimpinan yayasan, dan perwakilan institusi pendidikan, serta disusun dalam format interaktif untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk berdialog langsung dengan para ahli. PT CheckITLabs Indonesia berharap acara ini dapat meningkatkan pemahaman tentang peran AI dan neurosains dalam transformasi pendidikan Indonesia, serta membantu melahirkan generasi pembelajar yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.