Jakarta – Sebuah tren baru mulai muncul di kalangan generasi Z, yang kini mulai meninggalkan Google sebagai mesin pencari utama mereka. Para pakar mengungkapkan bahwa generasi ini lebih memilih mencari informasi melalui media sosial dan influencer, yang mereka anggap lebih relevan dan mudah diakses dalam kehidupan sehari-hari.
Generasi Z yang lahir antara 1997 dan 2012 lebih sering menggunakan platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube untuk mendapatkan informasi terbaru. Menurut survei terbaru, lebih dari 60% anggota Gen Z mengaku bahwa mereka lebih percaya pada konten yang dibagikan oleh influencer atau orang yang mereka ikuti di media sosial daripada hasil pencarian dari mesin pencari tradisional seperti Google.
Para pakar menjelaskan bahwa kecenderungan Gen Z untuk mengikuti influencer merupakan bagian dari kepercayaan mereka terhadap orang-orang yang mereka anggap autentik dan memiliki pengaruh. Influencer dianggap lebih kredibel karena mereka dianggap berbagi pengalaman pribadi dan memberikan rekomendasi berdasarkan minat yang lebih spesifik. Hal ini mempengaruhi preferensi Gen Z dalam mencari informasi atau rekomendasi produk.
Meskipun Google tetap menjadi mesin pencari yang dominan, banyak yang berpendapat bahwa generasi Z merasa bahwa pencarian informasi melalui Google terkadang tidak cukup personal dan relevan dengan minat mereka. Selain itu, platform media sosial memungkinkan Gen Z untuk lebih cepat menemukan informasi yang mereka butuhkan dalam format yang lebih menarik dan mudah dicerna.
Tren ini juga berdampak pada strategi pemasaran digital yang kini harus lebih memfokuskan upaya mereka untuk berkolaborasi dengan influencer di media sosial. Merek dan perusahaan kini mulai mengalihkan anggaran pemasaran mereka untuk memanfaatkan pengaruh besar dari para influencer yang lebih mampu menjangkau audiens Gen Z dengan cara yang lebih langsung dan personal.