Tag Archives: Pasar Kerja

https://mezzojane.com

Dampak AI Terhadap Tenaga Kerja di Asia Tenggara: Ancaman atau Peluang?

Kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan (AI) diprediksi akan mengubah lanskap pasar tenaga kerja global, termasuk di Asia Tenggara. Laporan dari McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa AI dapat menghilangkan hingga 375 juta pekerjaan secara global pada tahun 2030. Sejarah telah menunjukkan bahwa perubahan teknologi selalu berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Pada awal abad ke-20, 40% tenaga kerja di Amerika Serikat berada di sektor pertanian, namun kini hanya tersisa kurang dari 2%, dengan sebagian besar tenaga kerja berpindah ke sektor jasa yang kini mendominasi hingga 80%.

Di sisi lain, beberapa pakar ekonomi dan kebijakan publik mengkhawatirkan bahwa AI dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan dalam jumlah besar serta memperlebar kesenjangan ekonomi. Goldman Sachs memperkirakan sekitar 300 juta pekerjaan penuh waktu berisiko hilang, sementara survei dari World Economic Forum memproyeksikan AI akan menghapus 83 juta pekerjaan tetapi menciptakan 69 juta pekerjaan baru, menghasilkan kehilangan bersih sekitar 14 juta pekerjaan atau 2% dari total yang ada.

Di Asia Tenggara, dampak AI bervariasi di setiap negara. Singapura, sebagai pusat teknologi dan keuangan, kemungkinan akan mengalami pergeseran pekerjaan dari sektor administrasi dan perbankan ke bidang riset dan pengembangan teknologi. Malaysia, dengan sektor manufaktur yang kuat, diperkirakan menghadapi disrupsi signifikan, di mana sekitar 30% pekerjaan manufaktur berisiko tergantikan otomatisasi pada 2030. Sementara itu, Indonesia, dengan ekonomi yang didominasi sektor informal dan padat karya, menghadapi tantangan yang lebih besar, dengan 56% pekerjaan berisiko tinggi tergantikan AI dalam dua dekade ke depan.

Untuk menghadapi tantangan ini, beberapa langkah strategis dapat diterapkan, seperti peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan ulang, pemberian insentif bagi perusahaan yang tetap mempertahankan pekerja manusia, diversifikasi ekonomi ke sektor yang lebih tahan terhadap otomatisasi, serta penerapan pajak AI yang hasilnya digunakan untuk jaminan sosial dan pendidikan. Regulasi yang fleksibel juga diperlukan untuk memastikan adopsi AI dilakukan secara bertanggung jawab, termasuk melalui kebijakan pelatihan ulang bagi pekerja yang terdampak.

Manus AI: Terobosan Teknologi yang Mengubah Lanskap Kecerdasan Buatan

Manus AI resmi diperkenalkan pada 6 Maret 2025 dan langsung menarik perhatian dunia, terutama bagi kalangan yang mengikuti perkembangan AI. Sistem ini dianggap sebagai lompatan besar dalam dunia kecerdasan buatan karena kemampuannya untuk bekerja secara mandiri tanpa campur tangan manusia, menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan efisiensi tinggi. Berbeda dengan AI tradisional, Manus dapat secara otomatis menganalisis data, menyesuaikan tindakannya secara real-time, dan memberikan hasil yang sangat dipersonalisasi bagi penggunanya.

Keunggulan utama yang dimiliki Manus AI mencakup otonomi penuh dalam menjalankan tugas, kemampuan bekerja di berbagai bidang seperti analisis keuangan, penyaringan kandidat kerja, hingga pencarian properti, serta operasional yang berjalan di latar belakang tanpa perlu pemantauan langsung dari pengguna. Dalam penyaringan resume, misalnya, Manus AI tidak hanya memberikan peringkat kandidat tetapi juga menilai relevansi keterampilan dengan tren industri saat ini. Dalam pencarian apartemen, sistem ini mampu mempertimbangkan berbagai faktor seperti tingkat kejahatan, harga pasar, hingga kondisi lingkungan sebelum memberikan rekomendasi terbaik.

Keberadaan Manus AI memicu diskusi luas mengenai etika dan privasi, serta dampaknya terhadap pasar kerja. Banyak pihak menilai bahwa teknologi ini membawa revolusi besar, tetapi di sisi lain juga memunculkan kekhawatiran akan implikasinya terhadap berbagai sektor industri. Pada 11 Maret 2025, Manus AI mengumumkan kolaborasi strategis dengan Alibaba, di mana model AI open-source Qwen akan digunakan untuk mengintegrasikan fungsionalitas Manus ke dalam ekosistem teknologi Tiongkok. Langkah ini menambah persaingan dalam perlombaan supremasi AI global, terutama antara negara-negara Barat dan Tiongkok.

Meskipun masih dalam tahap pengujian terbatas, Manus AI diprediksi akan menjadi agen kecerdasan buatan yang mampu merevolusi banyak industri. Namun, tantangan terkait regulasi, keamanan data, serta penerimaan publik masih menjadi faktor krusial yang akan menentukan bagaimana teknologi ini berkembang di masa depan. Manus AI membuka babak baru dalam dunia kecerdasan buatan, menghadirkan kemungkinan yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi.