Tag Archives: Pendidikan Digital

https://mezzojane.com

Menkomdigi Ajak Orang Tua Tunda Akses Media Sosial untuk Anak

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengimbau kepada orang tua untuk mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas). Peraturan ini bertujuan untuk melindungi anak-anak di dunia digital, terutama terkait dengan pemberian akses ke media sosial. Meutya menyarankan orang tua agar menunda pemberian akses media sosial pada anak-anak mereka yang masih di bawah umur, dan fokus memberikan literasi digital terlebih dahulu.

Dalam acara diskusi yang berjudul “Like, Share, Protect Anak Kita di Dunia Digital”, Meutya mengungkapkan bahwa anak-anak yang telah mempersiapkan diri secara mental dan memiliki pemahaman yang baik tentang literasi digital, akan lebih mampu untuk menggunakan platform digital dengan lebih bijak. Menurutnya, penting bagi orang tua untuk mengevaluasi tingkat risiko dan kesiapan anak sebelum memberikan akses ke media sosial.

Peraturan Pemerintah (PP) Tunas ini resmi diterapkan pada 28 Maret 2025 dan mengajak orang tua untuk secara bijak membatasi akses anak-anak mereka ke dunia digital sesuai dengan perkembangan mereka. Meutya menambahkan bahwa berbagai penelitian menunjukkan penggunaan media sosial memerlukan kesiapan mental yang matang, mengingat anak-anak sangat rentan terhadap konten berbahaya dan pelecehan di dunia maya.

Sumayati, salah satu peserta diskusi, menyatakan dukungannya terhadap gagasan Menkomdigi dan berharap agar kolaborasi dengan Kementerian Pendidikan bisa mempercepat program literasi digital di sekolah-sekolah. Menurutnya, para guru perlu pelatihan lebih lanjut untuk dapat mengawasi penggunaan media sosial oleh siswa mereka.

Integrasi AI dan Coding dalam Kurikulum Sekolah: Inovasi Besar, Tantangan Tak Kalah Besar

Pemerintah telah mengambil langkah maju dengan memasukkan kecerdasan buatan (AI) dan coding ke dalam kurikulum sekolah. Namun, menurut Pengamat Keamanan Siber Alfons Tanujaya, kebijakan ini masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diperhatikan agar manfaatnya dapat dirasakan secara optimal oleh generasi muda.

“Kebijakan ini patut diapresiasi karena mencerminkan visi ke depan pemerintah. Dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan, AI akan menjadi bagian dominan dalam kehidupan, bahkan bisa lebih berpengaruh dibandingkan internet saat ini,” ujar Alfons pada Selasa (4/2/2025).

Meskipun demikian, ia menyoroti pentingnya kesinambungan dalam implementasi program ini. Jika AI dan coding hanya dijadikan mata pelajaran pilihan tanpa didukung ekosistem yang memadai, dampaknya dalam jangka panjang akan sulit tercapai.

Alfons juga menekankan bahwa pengenalan AI bagi pelajar harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan tingkat pemahaman mereka. “Anak-anak SD, SMP, dan SMA belum bisa langsung mempelajari coding yang kompleks. Namun, mereka bisa mulai memahami konsep AI melalui teknik prompting,” jelasnya.

Selain aspek pembelajaran, keamanan siber juga menjadi perhatian utama dalam penerapan kurikulum AI. Regulasi dan edukasi yang tepat sangat diperlukan agar para pelajar dapat memanfaatkan teknologi ini secara aman dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, Alfons berharap pemerintah memastikan keberlanjutan program ini dalam jangka panjang. Ia mengingatkan agar kebijakan ini tidak terhenti begitu saja ketika terjadi pergantian pemerintahan, sehingga dampak positifnya dapat terus dirasakan oleh generasi mendatang.

Kemendikdasmen Dorong Penerapan AI dan Coding di Kurikulum SMK Untuk Menciptakan Generasi Muda yang Cerdas dan Modern!

Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di era digital, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) yang membahas pengembangan pembelajaran kecerdasan buatan (AI) dan coding di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Acara ini berlangsung pada 16-18 Desember 2024 di Jakarta dan bertujuan untuk memperkuat pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di Indonesia.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menekankan bahwa AI dan coding bukan sekadar keterampilan teknis, tetapi juga alat untuk mengasah soft skill yang penting.

“Kami ingin siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dan ketekunan dalam menghadapi tantangan. Ini memungkinkan mereka untuk mencari solusi masalah dengan cara yang lebih efisien,” kata Fajar dalam pernyataan resminya pada Rabu, 18 Desember 2024.

Ia juga menyoroti pentingnya literasi kewarganegaraan digital, yaitu kemampuan menggunakan teknologi secara aman, etis, dan bertanggung jawab. Pendidikan, menurut Fajar, harus mempersiapkan siswa untuk menjadi pengendali teknologi, bukan sekadar pengguna pasif.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menambahkan bahwa pembelajaran AI dan coding adalah langkah strategis untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah.

“AI dan coding hanyalah alat. Tujuannya adalah membekali siswa dengan kemampuan yang relevan untuk menghadapi dunia yang terus berubah,” ungkap Tatang.

Sebagai bagian dari langkah konkret, pemerintah mencanangkan pengintegrasian AI dan coding ke dalam kurikulum SMK di semua jenjang pendidikan. Penyelarasan kurikulum menjadi salah satu prioritas utama untuk memastikan keberhasilan implementasi ini.

DKT ini melibatkan 50 peserta yang terdiri dari perwakilan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Balai Pengembangan Mutu Pendidikan Vokasi, praktisi dan ahli di bidang AI dan coding, serta akademisi yang berfokus pada pendidikan digital.

Para peserta diharapkan dapat merumuskan strategi dan langkah implementasi yang efektif untuk mengintegrasikan pembelajaran AI dan coding di SMK.

Kemendikdasmen berharap generasi muda Indonesia tidak hanya menguasai keterampilan digital, tetapi juga mampu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab, inovatif, dan bijak dalam memanfaatkan teknologi.

“Dengan pendidikan berbasis AI dan coding, kita dapat mempersiapkan generasi yang mampu menjawab tantangan global sekaligus memberikan kontribusi positif bagi masa depan,” pungkas Tatang.