Tag Archives: Industri Teknologi

https://mezzojane.com

POCO Pantau Ketat Dampak Kebijakan Tarif AS: Tetap Komitmen Harga Terjangkau

POCO Indonesia menyatakan sikap atas kebijakan tarif timbal balik yang direncanakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kebijakan ini berpotensi menimbulkan dampak besar terhadap pasar elektronik secara global, termasuk industri ponsel pintar di Indonesia. Product PR Manager POCO Indonesia, Abee Hakiim, mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini masih memantau secara cermat situasi pasar. Ia menambahkan bahwa fluktuasi harga akibat gejolak kebijakan ini memang menjadi perhatian, namun tidak serta-merta menjadi alasan POCO untuk menaikkan harga produknya.

Abee menegaskan bahwa POCO tetap berkomitmen menghadirkan ponsel pintar dengan spesifikasi unggulan namun dengan harga yang tetap kompetitif. Menurutnya, masukan dari pengguna akan selalu menjadi dasar utama dalam pengambilan keputusan, termasuk dalam hal penentuan harga. Meskipun pasar tengah dihadapkan pada ketidakpastian, perusahaan tetap berupaya menjaga keseimbangan antara kualitas dan keterjangkauan.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat tengah menyusun tarif impor baru yang ditujukan untuk produk semikonduktor. Sejumlah perangkat elektronik seperti laptop, chip memori, hingga ponsel pintar termasuk dalam cakupan produk yang akan terdampak. Meski tidak masuk dalam daftar tarif timbal balik, ponsel pintar kini dimasukkan ke dalam kategori khusus tarif semikonduktor. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menjelaskan bahwa kebijakan ini dirancang untuk memberikan kepastian hukum bagi pelaku industri teknologi dan mendorong relokasi rantai pasok ke wilayah Amerika Serikat.

ITSB Gandeng XtalPi, Cetak Talenta AI Masa Depan untuk Indonesia Emas 2045

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Indonesia semakin pesat dan merambah berbagai sektor industri. Untuk menjawab tantangan tersebut, Institut Teknologi Sains Bandung (ITSB) resmi menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan global XtalPi melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pada 12 Maret 2025. XtalPi sendiri merupakan perusahaan berbasis AI dan robotika yang telah terdaftar di Bursa Saham Hong Kong, dan dikenal dengan kemampuannya dalam mengintegrasikan fisika kuantum, AI, serta robotika untuk pengembangan teknologi mutakhir.

Kolaborasi ini difokuskan pada pengembangan riset dan teknologi berbasis AI, pemrosesan data, serta keterlibatan langsung mahasiswa dan dosen melalui program riset, beasiswa, serta pelatihan industri. Rektor ITSB, Prof. Dr. Carmadi Machbub, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi langkah penting bagi institusinya dalam menerapkan teknologi AI untuk riset ilmiah dan otomatisasi berbagai bidang industri.

Melalui kemitraan ini, diharapkan potensi AI dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan kompleks serta mendorong terciptanya solusi inovatif yang relevan bagi dunia akademik maupun industri. Selain itu, pelatihan bersama, lokakarya, dan proyek riset yang akan dijalankan dapat mendukung transfer pengetahuan secara efektif.

Lebih jauh, hasil riset yang dihasilkan akan diarahkan pada penerapan langsung serta peluang komersialisasi, guna meningkatkan daya saing industri teknologi nasional. Komitmen ITSB dan XtalPi sejalan dengan visi Golden Indonesia 2045 untuk mencetak generasi ahli AI yang mampu bersaing di tingkat global.

China dan Indonesia Perkuat Sinergi AI Lewat Kolaborasi Guangxi dan Komdigi RI

Delegasi dari Nanning, ibu kota Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, melakukan kunjungan intensif ke Indonesia dalam rangka memperkuat kerja sama di bidang kecerdasan buatan (AI). Selama kunjungan tersebut, berbagai diskusi dan pertukaran ide digelar, terutama terkait dengan ekonomi digital, pengembangan platform kolaborasi inovasi, serta penerapan AI di berbagai sektor. Sugiato Lim, pemuda Indonesia yang telah lama menetap di Guangxi, mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini membawa manfaat besar bagi kedua negara dalam mendorong perkembangan teknologi yang berkelanjutan dan inklusif.

Guangxi saat ini sedang aktif menerapkan strategi “Artificial Intelligence +” dengan fokus pada percepatan pembangunan Pusat Inovasi Kecerdasan Buatan China-ASEAN. Inisiatif ini ditujukan untuk mendorong kolaborasi industri AI di kawasan dan mendukung pembangunan berkualitas tinggi yang berbasis teknologi. Dalam dua tahun terakhir, Guangxi telah menandatangani lebih dari 30 perjanjian digital dengan negara-negara ASEAN, termasuk dalam bidang teknologi navigasi seperti Beidou serta penerapan sistem AI dalam berbagai aspek kehidupan.

Wakil Menteri Komdigi RI, Angga Raka Prabowo, menyambut baik model AI terbuka yang dikembangkan China seperti DeepSeek karena dianggap efisien dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Menurutnya, karakteristik DeepSeek yang terbuka, hemat energi, dan rendah biaya sangat relevan dengan strategi pengembangan AI Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri telah memiliki Strategi Nasional AI 2020–2045 yang menjadi dasar kuat untuk kerja sama lebih lanjut di masa depan. Kedekatan geografis Guangxi dengan kawasan ASEAN dinilai menjadi keunggulan tersendiri dalam menjalin kemitraan strategis ini, terutama dalam membentuk pusat inovasi AI yang melibatkan berbagai negara di Asia Tenggara.

Kolaborasi AI Pertama di Tiongkok: XJTLU dan Baidu Dirikan Pudu Co-Intelligence

Pada 26 Maret lalu, Pudu Co-Intelligence Technology Company resmi diluncurkan di Tiongkok sebagai perusahaan patungan pertama di bidang kecerdasan buatan (AI) antara universitas dan korporasi, hasil kerja sama antara Xi’an Jiaotong-Liverpool University (XJTLU) dan raksasa teknologi Baidu Group. Inisiatif ini menandai langkah besar dalam memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan industri melalui teknologi AI.

Dengan fokus pada transformasi pendidikan, Pudu Co-Intelligence bertujuan untuk memperbarui seluruh rantai nilai di sektor pendidikan melalui penerapan kecerdasan buatan. Mereka ingin mendukung perkembangan industri, memperkuat ekosistem layanan lokal, dan memaksimalkan potensi teknologi dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam waktu dekat, Pudu akan mengadakan “Pudu Co-Intelligence AI Forum” yang melibatkan ilmuwan dari Baidu, peneliti XJTLU, serta pelaku industri dan pembuat kebijakan.

Tak hanya forum, perusahaan ini juga akan meluncurkan beberapa inisiatif seperti ruang pembelajaran berbasis AI, laboratorium mixed-reality, serta platform kolaborasi riset model besar. Mereka juga menghadirkan program sertifikasi profesional untuk pendidik dan pelaku transformasi digital, serta kompetisi inovasi bertajuk “Pudu Co-Intelligence Cup AI” yang melibatkan pemerintah dan pelaku usaha lokal.

Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kolaborasi XJTLU dan Baidu sejak 2023, termasuk pendirian institut riset dan pusat inovasi AI. Kolaborasi ini mencerminkan tekad kedua pihak untuk mempercepat penerapan riset ke dalam solusi nyata, menjembatani dunia akademik dan industri melalui kecanggihan teknologi AI.