Tag Archives: Amerika Serikat

https://mezzojane.com

Pertarungan AI DeepSeek vs ChatGPT: Peluang Emas untuk Indonesia!

Kompetisi dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin memanas setelah peluncuran DeepSeek R1 pada November 2024. Aplikasi ini, yang debut pada 2023, berhasil menduduki posisi teratas di AppStore di AS, Inggris, dan Cina, menantang dominasi perusahaan besar seperti OpenAI, Google, dan Meta. DeepSeek R1 dibangun dengan biaya rendah dan hanya menggunakan 2.000 chip komputer generasi lama, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Meta yang menggunakan 16.000 chip.

Keberhasilan DeepSeek memengaruhi pasar saham AS, dengan harga saham perusahaan teknologi besar, seperti Nvidia, anjlok drastis. Sebagai respons terhadap hal ini, AS berencana membatasi ekspor chip ke perusahaan-perusahaan di Cina. Presiden AS, Donald Trump, dan calon Menteri Perdagangan, Howard Lutnick, menyarankan penetapan standar global untuk AI demi mempertahankan posisi dominasi AS di bidang ini.

Keberhasilan DeepSeek membuka peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan ekosistem digital dan AI. Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan bahwa sukses dalam pengembangan teknologi tidak hanya bergantung pada modal besar, tetapi juga pada inovasi dan strategi yang tepat. Indonesia dapat memanfaatkan posisinya yang strategis untuk memilih teknologi yang memberikan dampak positif pada perekonomian nasional. Namun, untuk mencapainya, Indonesia perlu menyiapkan dukungan berupa SDM yang berkualitas, dana yang memadai, serta regulasi yang jelas untuk dapat berkompetisi dalam ekosistem AI global.

Indonesia diharapkan lebih serius dalam mempersiapkan proyek percontohan dan mengembangkan AI melalui kawasan ekonomi khusus (KEK) yang dapat menarik investasi dari sektor ini. Dukungan tersebut sangat penting untuk menjadikan Indonesia bagian dari ekosistem AI global, sebagaimana diungkapkan oleh para ekonom dan pejabat terkait.

DeepSeek R1: AI China yang Dapat Mengungguli OpenAI Buat AS Khawatir

Dunia teknologi dikejutkan oleh pengumuman bahwa model AI baru dari China, DeepSeek R1, diklaim lebih efisien dan mampu bersaing dengan model terkenal OpenAI, ChatGPT o1. Keberhasilan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat AS terkait potensi kemajuan teknologi China dalam bidang kecerdasan buatan.

DeepSeek R1 adalah model open-source yang dikembangkan oleh startup AI asal China, DeepSeek. Model ini dikatakan telah berhasil mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan AI di China, terutama setelah adanya sanksi dari AS yang membatasi akses mereka terhadap teknologi canggih. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada hambatan, inovasi tetap dapat berkembang melalui pendekatan yang lebih efisien dan kolaboratif.

DeepSeek R1 dilaporkan memiliki kemampuan matematika dan pemrograman yang lebih baik dibandingkan dengan ChatGPT o1, dengan akurasi 97,3% pada benchmark MATH-500. Sementara itu, OpenAI mencatat 96,4%. Hal ini menandakan bahwa DeepSeek R1 tidak hanya kompetitif tetapi juga unggul dalam beberapa aspek penting. Ini mencerminkan tren di mana perusahaan-perusahaan baru dapat menantang dominasi pemain besar melalui inovasi.

Salah satu faktor utama yang membuat DeepSeek R1 menarik adalah biaya operasionalnya yang jauh lebih rendah dibandingkan OpenAI. Dengan biaya hanya $0,14 per juta token dibandingkan dengan $7,5 untuk OpenAI, model ini menawarkan solusi yang lebih terjangkau bagi pengembang dan peneliti. Ini menunjukkan bahwa efisiensi biaya dapat menjadi faktor penentu dalam adopsi teknologi baru di pasar.

Keberhasilan DeepSeek R1 dapat memicu perubahan besar dalam lanskap industri AI global. Banyak analis percaya bahwa kemajuan ini akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk berinovasi dan meningkatkan produk mereka agar tetap kompetitif. Ini menunjukkan bahwa persaingan di bidang teknologi AI semakin ketat dan dapat mengubah cara kita melihat pengembangan kecerdasan buatan di masa depan.

Dengan peluncuran DeepSeek R1, dunia teknologi harus bersiap menghadapi perubahan signifikan dalam industri AI. Diharapkan bahwa kemajuan ini tidak hanya akan mendorong inovasi tetapi juga meningkatkan kolaborasi internasional dalam pengembangan teknologi. Sementara itu, perhatian dari pemerintah AS menunjukkan bahwa mereka perlu mempertimbangkan strategi baru untuk menghadapi tantangan dari pesaing global seperti China dalam bidang kecerdasan buatan.

Trump Tandatangani Perintah Eksekutif untuk Mengukuhkan Dominasi AS dalam AI dan Kripto

Pada Kamis (23/01/2025), Presiden Donald Trump mengumumkan langkah strategis Amerika Serikat untuk mempertahankan posisi terdepan dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) melalui penandatanganan perintah eksekutif. Mengutip Bloomberg (24/01/2025), perintah ini memerintahkan pembentukan kelompok antarlembaga yang bertugas merancang kebijakan dalam waktu enam bulan untuk mempercepat dominasi AS di bidang AI. Kebijakan ini juga mencabut aturan yang sebelumnya diterapkan oleh Presiden Joe Biden, yang menekankan transparansi dan keselamatan dalam pengembangan AI.

David Sacks, pemodal ventura yang juga calon kepala kebijakan AI dan kripto untuk pemerintahan Trump, menyatakan, “Tujuan kami adalah menjadikan Amerika sebagai pusat dunia dalam AI untuk menguasai dan memimpin industri ini.” Selain fokus pada AI, Trump juga menginisiasi pembentukan kelompok kerja yang dipimpin oleh Sacks untuk mendukung sektor kripto. Kelompok ini bertugas mengeksplorasi penciptaan aset digital dan merancang proposal legislasi yang bertujuan menguatkan posisi AS sebagai pemimpin global dalam mata uang kripto.

Melalui perintah eksekutif ini, Trump bertujuan untuk mendorong investasi dari sektor swasta dengan mempercepat proses perizinan dan melonggarkan regulasi yang ada. Dukungan dari tokoh industri seperti Sacks dan Elon Musk, yang kini menjadi salah satu penasihat Presiden, diharapkan dapat menggerakkan kebijakan ini. Salah satu langkah dalam kebijakan ini adalah menghindari bias ideologis dalam pengembangan AI, yang beberapa alat AI, seperti generator gambar milik Google, telah mendapat kritik atas kecenderungan politik tertentu.

Pada hari pertama masa jabatannya, Trump meluncurkan proyek kemitraan besar bernama Stargate, yang melibatkan SoftBank Group Corp., OpenAI, dan Oracle Corp. untuk membangun infrastruktur pusat data. Proyek ini mendapatkan investasi awal sebesar US$100 miliar dengan rencana ekspansi mencapai US$500 miliar. Meski demikian, proyek Stargate menuai kontroversi, terutama dari Elon Musk, yang mempertanyakan kapasitas pendanaan proyek tersebut. Sam Altman dari OpenAI membantah tuduhan tersebut, sementara Trump merespon dengan santai, mengatakan, “Mereka mengeluarkan uang. Mereka orang-orang kaya, jadi saya rasa mereka punya.”

Langkah agresif Trump dalam bidang AI ini datang saat negara-negara lain, termasuk Uni Eropa, terus menetapkan aturan ketat terkait teknologi baru. Namun, Trump tetap optimis bahwa kebijakan barunya akan menjadikan AS sebagai pusat global inovasi dan investasi di sektor AI dan kripto.