Tag Archives: Keamanan Data

https://mezzojane.com

ChatGPT Dapatkan Pembaruan Fitur Memory with Search untuk Personalisasi Pengalaman Pengguna

OpenAI baru-baru ini memperkenalkan pembaruan signifikan pada ChatGPT dengan fitur baru bernama “Memory with Search.” Fitur ini memungkinkan ChatGPT untuk menggabungkan informasi yang telah disimpan dari percakapan sebelumnya dengan hasil pencarian di internet, sehingga memberikan respons yang lebih relevan dan personal. Dengan hadirnya fitur ini, ChatGPT dapat memberikan pengalaman yang lebih terpersonalisasi, yang menjadi daya tarik tambahan bagi penggunanya, di tengah persaingan ketat dengan teknologi serupa seperti Claude dari Anthropic dan Gemini dari Google.

Melalui fitur Memory with Search, ChatGPT dapat menyesuaikan pencarian web berdasarkan data yang diingat, misalnya ketika pengguna sebelumnya membahas diet vegan dan lokasi mereka di San Francisco. ChatGPT kemudian akan menyesuaikan pencarian seperti “restoran dekat saya” menjadi “restoran vegan di San Francisco,” memberikan hasil yang lebih spesifik dan relevan. Fitur ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas percakapan dan membuatnya lebih akurat sesuai dengan kebutuhan individu.

Pengguna tetap memiliki kontrol penuh terhadap fitur ini, dengan opsi untuk menonaktifkannya kapan saja melalui pengaturan. Meskipun pembaruan ini sudah diluncurkan, belum diketahui secara pasti siapa saja yang telah mendapatkan akses ke fitur ini. Beberapa pengguna di platform X (sebelumnya Twitter) melaporkan bahwa mereka telah melihat fitur ini aktif. OpenAI juga menegaskan bahwa informasi sensitif, seperti riwayat kesehatan, tidak akan disimpan dalam memori untuk menjaga perlindungan data pribadi pengguna.

Menyusun Peta Jalan AI: Langkah Strategis Pemerintah dalam Regulasi Teknologi

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dinilai perlu merancang peta jalan kecerdasan buatan (AI) yang komprehensif serta menilai kesiapan masyarakat sebelum menetapkan regulasi. Direktur Ekonomi Digital Celios, Nailul Huda, menekankan bahwa dukungan kebijakan dari pemerintah dapat mempercepat integrasi AI dalam sektor ekonomi digital. Menurutnya, peta jalan AI yang jelas akan membantu memastikan Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mengoptimalkan teknologi ini.

Seiring dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap AI, diperlukan aturan yang tidak hanya mendukung perkembangan teknologi, tetapi juga melindungi kepentingan bersama. Huda menegaskan pentingnya regulasi yang menjamin keamanan data serta perlindungan hak cipta bagi para kreator. Hal ini bertujuan agar penggunaan AI dapat menciptakan nilai ekonomi tanpa mengorbankan hak pemilik aslinya.

Sementara itu, Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Joseph Matheus Edward, menyoroti perlunya regulasi yang mengatur etika penggunaan AI. Aturan ini harus mencakup peran pengembang, pengguna, serta pihak terkait lainnya guna memastikan teknologi ini digunakan secara bertanggung jawab. Salah satu aspek penting yang harus diatur adalah mekanisme penyelesaian sengketa jika terjadi pelanggaran dalam pemanfaatan AI.

Ian mengusulkan lima poin utama dalam regulasi AI, yakni asas manfaat, kepastian hukum, ketertiban umum, tanggung jawab penyedia layanan AI, serta batasan penggunaan dan sanksi bagi pelanggar. Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyatakan bahwa regulasi AI saat ini masih dalam tahap pembahasan dan diharapkan rampung dalam tiga bulan ke depan. Regulasi ini akan memperkuat Surat Edaran (SE) yang sebelumnya telah diterbitkan, sehingga memiliki kekuatan hukum yang lebih mengikat.

DeepSeek di Bawah Pengawasan Ketat, Kekhawatiran Kebocoran Data Meningkat

Setelah meraih popularitas besar pada Januari lalu berkat peluncuran model AI terbuka R1, perusahaan rintisan DeepSeek kini berada di bawah pengawasan ketat pemerintah China. Beberapa laporan menyebutkan bahwa sejumlah karyawan DeepSeek menghadapi pembatasan perjalanan ke luar negeri, dengan paspor mereka ditahan oleh perusahaan induknya, High-Flyer, sebuah firma hedge fund kuantitatif. Langkah ini diambil setelah pemerintah China meminta para peneliti AI untuk membatasi perjalanan ke Amerika Serikat guna menghindari kebocoran rahasia dagang.

DeepSeek menjadi salah satu chatbot AI yang paling banyak diunduh di App Store dan Play Store, menawarkan fitur analisis file, pencarian informasi berbasis web, serta sinkronisasi riwayat obrolan di berbagai perangkat. Namun, meningkatnya popularitas aplikasi ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan data. Sistem DeepSeek diketahui menyimpan data pengguna di server yang berlokasi di China, sehingga memunculkan spekulasi mengenai kemungkinan akses pemerintah terhadap informasi tersebut.

Sebagai respons atas potensi risiko ini, ratusan perusahaan di berbagai negara telah melarang penggunaan DeepSeek di lingkungan kerja. Menurut laporan Nadir Izrael dari perusahaan keamanan siber Armis Inc, sekitar 70 persen kliennya telah mengajukan pemblokiran akses terhadap chatbot ini. Netskope Inc, penyedia layanan keamanan internet, juga melaporkan bahwa lebih dari 52 persen kliennya telah menerapkan kebijakan serupa.

DeepSeek kini menjadi alternatif bagi ChatGPT dengan model V3 buatan China yang semakin populer. Namun, di tengah lonjakan pengguna, isu keamanan dan intervensi pemerintah China menjadi tantangan besar bagi perusahaan ini di tingkat global.

Manus AI: Terobosan Teknologi yang Mengubah Lanskap Kecerdasan Buatan

Manus AI resmi diperkenalkan pada 6 Maret 2025 dan langsung menarik perhatian dunia, terutama bagi kalangan yang mengikuti perkembangan AI. Sistem ini dianggap sebagai lompatan besar dalam dunia kecerdasan buatan karena kemampuannya untuk bekerja secara mandiri tanpa campur tangan manusia, menyelesaikan tugas-tugas kompleks dengan efisiensi tinggi. Berbeda dengan AI tradisional, Manus dapat secara otomatis menganalisis data, menyesuaikan tindakannya secara real-time, dan memberikan hasil yang sangat dipersonalisasi bagi penggunanya.

Keunggulan utama yang dimiliki Manus AI mencakup otonomi penuh dalam menjalankan tugas, kemampuan bekerja di berbagai bidang seperti analisis keuangan, penyaringan kandidat kerja, hingga pencarian properti, serta operasional yang berjalan di latar belakang tanpa perlu pemantauan langsung dari pengguna. Dalam penyaringan resume, misalnya, Manus AI tidak hanya memberikan peringkat kandidat tetapi juga menilai relevansi keterampilan dengan tren industri saat ini. Dalam pencarian apartemen, sistem ini mampu mempertimbangkan berbagai faktor seperti tingkat kejahatan, harga pasar, hingga kondisi lingkungan sebelum memberikan rekomendasi terbaik.

Keberadaan Manus AI memicu diskusi luas mengenai etika dan privasi, serta dampaknya terhadap pasar kerja. Banyak pihak menilai bahwa teknologi ini membawa revolusi besar, tetapi di sisi lain juga memunculkan kekhawatiran akan implikasinya terhadap berbagai sektor industri. Pada 11 Maret 2025, Manus AI mengumumkan kolaborasi strategis dengan Alibaba, di mana model AI open-source Qwen akan digunakan untuk mengintegrasikan fungsionalitas Manus ke dalam ekosistem teknologi Tiongkok. Langkah ini menambah persaingan dalam perlombaan supremasi AI global, terutama antara negara-negara Barat dan Tiongkok.

Meskipun masih dalam tahap pengujian terbatas, Manus AI diprediksi akan menjadi agen kecerdasan buatan yang mampu merevolusi banyak industri. Namun, tantangan terkait regulasi, keamanan data, serta penerimaan publik masih menjadi faktor krusial yang akan menentukan bagaimana teknologi ini berkembang di masa depan. Manus AI membuka babak baru dalam dunia kecerdasan buatan, menghadirkan kemungkinan yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasi.

Astreya Hyderabad: Satu Tahun Inovasi, Transformasi, dan Keunggulan TI

Astreya, pemimpin global dalam layanan terkelola TI dan transformasi digital, merayakan ulang tahun pertama fasilitasnya di Hyderabad. Dalam satu tahun terakhir, pusat strategis ini telah menjadi pendorong utama dalam pengembangan solusi komputasi awan, otomatisasi, dan layanan TI perusahaan. Hal ini semakin memperkuat komitmen Astreya terhadap inovasi, keunggulan operasional, serta pengembangan karyawan.

Dalam kurun waktu 12 bulan, kantor Hyderabad telah berkembang menjadi pusat inovasi dengan lingkungan kerja berstandar tinggi. Beberapa pencapaian utama yang diraih antara lain sertifikasi sebagai Offshore Development Center (ODC) yang memastikan standar keamanan, skalabilitas, dan efisiensi operasional bertaraf internasional. Selain itu, fasilitas ini dilengkapi dengan sistem keamanan 24/7, ruang kerja ergonomis, serta berbagai fasilitas yang mendukung kesejahteraan karyawan, menjadikannya sebagai lingkungan kerja yang produktif dan dinamis. Kolaborasi strategis dengan berbagai perusahaan teknologi terkemuka juga semakin mengukuhkan posisi Astreya sebagai pemimpin dalam layanan TI berbasis kecerdasan buatan. Tak hanya itu, Astreya juga berinvestasi dalam pengembangan karyawan melalui program pelatihan kepemimpinan, budaya kerja berbasis inovasi, serta pembelajaran berkelanjutan. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif dan fleksibel, Astreya menerapkan kebijakan kerja yang progresif dan program keterlibatan karyawan yang mendorong kolaborasi.

Sebagai bagian dari strategi ekspansi global, fasilitas di Hyderabad tetap menjadi pilar utama dalam pertumbuhan teknologi Astreya. CEO Astreya, Romil Bahl, mengungkapkan bahwa inovasi, semangat, dan keahlian teknis tim di Hyderabad telah berkontribusi besar dalam kesuksesan perusahaan di tingkat global. Ia menegaskan bahwa fasilitas ini memainkan peran penting dalam transformasi digital, otomatisasi, dan keunggulan TI perusahaan, serta menegaskan komitmen perusahaan dalam berinvestasi pada teknologi, pengembangan karyawan, dan masa depan industri TI.

Untuk merayakan pencapaian luar biasa ini, Astreya akan menggelar acara peringatan pada 17-18 Februari 2025 dengan berbagai agenda utama. Acara ini mencakup pertemuan eksekutif yang membahas strategi pertumbuhan dan inovasi masa depan, penghargaan bagi karyawan berprestasi melalui lokakarya dan sesi interaktif, serta penguatan kolaborasi antar tim global untuk mempercepat perkembangan AI dan teknologi komputasi awan.

Astreya sendiri merupakan penyedia layanan terkelola TI yang membantu bisnis berinovasi, menyederhanakan operasional, dan berkembang di era digital. Didirikan pada tahun 2001 dan berbasis di San Jose, California, Astreya kini beroperasi di lebih dari 35 negara dan mendukung berbagai perusahaan terkemuka di dunia. Dengan solusi yang mencakup komputasi awan, pusat data, serta otomatisasi berbasis AI, Astreya terus berkomitmen dalam mengubah cara perusahaan memanfaatkan teknologi guna meningkatkan layanan pelanggan, memberdayakan tenaga kerja, dan mempercepat pertumbuhan bisnis.

Kemkomdigi Evaluasi Dampak DeepSeek, AI China yang Sedang Naik Daun

Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) tengah melakukan analisis mendalam terhadap kecerdasan buatan (AI) buatan DeepSeek, perusahaan asal China, untuk menilai manfaat serta potensi risikonya. Popularitas model AI ini meningkat pesat dalam beberapa waktu terakhir, menarik perhatian berbagai pihak di tingkat global.

“Kami akan lebih berhati-hati dan mendalami langkah yang perlu diambil terkait DeepSeek ini,” ujar Oky Suryowahono, Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kemkomdigi, Selasa (11/2/2025).

Oky menekankan bahwa pemerintah tidak akan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan terkait AI ini. “Apakah benar ini menjadi ancaman, atau ada faktor lain yang belum kita ketahui terkait persaingan DeepSeek dengan kompetitornya?” tambahnya.

DeepSeek merupakan chatbot berbasis AI V3 yang memiliki fungsi serupa dengan ChatGPT dari OpenAI. Aplikasi ini memudahkan pengguna dalam menganalisis dokumen, mencari informasi di internet, serta menjawab berbagai pertanyaan. Selain itu, fitur unggah berkas dan sinkronisasi riwayat obrolan antarperangkat menjadikannya semakin diminati. Kepopulerannya pun tercermin dari posisinya di peringkat atas App Store dan Play Store.

Namun, di balik ketenarannya, muncul kekhawatiran mengenai keamanan data pengguna. DeepSeek diketahui menyimpan data di server yang berlokasi di China, sehingga memicu spekulasi bahwa informasi pengguna dapat diakses oleh pemerintah China. Beberapa negara dan perusahaan pun mulai membatasi atau memblokir akses ke aplikasi tersebut.

Oky menegaskan bahwa Kemkomdigi akan mempertimbangkan semua aspek sebelum mengambil keputusan. “Kami tidak ingin terburu-buru, karena mungkin ada banyak pihak yang merasakan manfaat dari DeepSeek,” katanya.

Pemerintah akan terus mengkaji dampak pemanfaatan AI ini bagi masyarakat Indonesia, baik dari segi manfaat maupun risikonya, sebelum menentukan kebijakan lebih lanjut.

Tantangan Pengembangan AI di Indonesia dan Langkah Menuju Pemanfaatan yang Bertanggung Jawab

Kecerdasan buatan (AI) merupakan salah satu teknologi yang menawarkan potensi luar biasa, dengan dampak signifikan di berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Namun, di Indonesia, pengembangan AI masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi agar teknologi ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan bertanggung jawab.

Salah satu masalah utama adalah perlindungan privasi dan keamanan data. Dengan meningkatnya pengumpulan data pribadi untuk melatih sistem AI, isu terkait keamanan data menjadi sangat penting. Tanpa adanya regulasi yang ketat, penggunaan AI dapat membuka potensi penyalahgunaan data pribadi yang merugikan masyarakat. Selain itu, pertukaran data antarnegara yang melibatkan teknologi AI juga berisiko menimbulkan masalah akibat perbedaan standar keamanan data antara negara.

Tantangan lain yang dihadapi Indonesia adalah ketimpangan akses terhadap teknologi. Banyak daerah terpencil di Indonesia masih kesulitan untuk mengakses teknologi yang dibutuhkan untuk pengembangan dan penerapan AI. Ketimpangan ini menciptakan kesenjangan antara wilayah maju dan daerah yang kurang berkembang, sehingga membatasi pemerataan manfaat teknologi di seluruh negeri.

Masalah regulasi juga menjadi kendala yang cukup besar. Pengaturan yang kurang jelas atau tidak memadai dapat menghambat pengembangan AI, sedangkan regulasi yang terlalu ketat dapat mengekang inovasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk menciptakan kebijakan yang seimbang, yang tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga melindungi kepentingan publik dan memastikan penggunaan AI secara etis.

Meski tantangan-tantangan tersebut cukup besar, banyak pihak di Indonesia, termasuk pemerintah, industri, dan akademisi, yang bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan AI yang aman dan menguntungkan. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan tantangan-tantangan ini bisa diatasi dan AI dapat digunakan untuk mendukung kemajuan bangsa.