Tag Archives: Transformasi Digital

https://mezzojane.com

Lintasarta Sabet Berbagai Penghargaan atas Inovasi dan Kepemimpinan Digital di 2024

Lintasarta, yang kini bertransformasi menjadi AI Factory bagian dari Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Group, merayakan pencapaian luar biasa sepanjang tahun 2024. Tahun ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan transformasi digital Indonesia, di mana Lintasarta terus berinovasi dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), menerapkan tata kelola perusahaan yang unggul, dan mengedepankan kepemimpinan visioner. Komitmen Lintasarta untuk mendorong perubahan positif di ekosistem digital Indonesia semakin nyata melalui berbagai penghargaan prestisius yang diraih, menegaskan posisi perusahaan sebagai technology enabler utama yang menginspirasi pertumbuhan teknologi nasional.

Bayu Hanantasena, President Director & CEO Lintasarta, menyatakan, “Inovasi bukan hanya soal menjadi yang pertama dalam teknologi, tetapi tentang bagaimana teknologi tersebut memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan industri. Kami percaya bahwa teknologi adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Penghargaan yang kami terima adalah bukti kepercayaan publik terhadap visi kami dan menjadi dorongan semangat bagi seluruh karyawan untuk terus menghadirkan solusi yang berdampak positif bagi pelanggan, komunitas, dan lingkungan, serta mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.”

Sebagai pemimpin dalam digital transformation, Lintasarta terus menunjukkan dedikasi dalam inovasi produk dan layanan, serta tata kelola yang berkelas. Keberhasilan perusahaan tercermin melalui penghargaan yang diraih sepanjang 2024, di antaranya:

  • Best Overall Indonesia Digital Innovation & Achievement 2024
  • Best Digital Technology and Artificial Intelligence Implementation 2024
  • Best Digital Leadership in Artificial Intelligence Company 2024

Penghargaan ini mengapresiasi inisiatif Lintasarta, khususnya AI Merdeka, sebuah gerakan yang bertujuan untuk mempercepat adopsi teknologi AI di Indonesia dan memberdayakan talenta digital lokal demi mewujudkan kedaulatan digital bangsa. Lintasarta juga meluncurkan Talita, asisten virtual berbasis AI, yang mendapat pengakuan internasional melalui ASIAN TELECOM Awards untuk kategori Technology Innovation of The Year – Indonesia.

Pencapaian luar biasa ini juga didukung oleh pengakuan terhadap kepemimpinan Lintasarta, dengan Bayu Hanantasena meraih Top 100 CEO 2024 dan Fitrah Muhammad, Director & Chief Commercial Officer, mendapatkan penghargaan Top 200 Future Leaders 2024 di INFOBANK Awards.

Di sisi lain, Lintasarta menunjukkan komitmennya dalam tata kelola perusahaan dengan meraih penghargaan dari TOP Governance, Risk, and Compliance (GRC) Awards 2024, di antaranya Top GRC Awards 2024 Bintang 5 dan The Most Committed GRC Leader 2024, serta penghargaan dari Indonesia Regulatory Compliance Awards 2024 untuk kategori Most Strategic Enterprise Regulatory Compliance.

Melalui berbagai penghargaan ini, Lintasarta memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam teknologi, tata kelola yang transparan, dan inovasi produk. Lintasarta Cloudeka, solusi sovereign cloud terdepan yang dirancang dan dikembangkan oleh talenta Indonesia, juga meraih TOP Brand Award 2024, menegaskan komitmen perusahaan terhadap kedaulatan digital Indonesia.

“Terima kasih kepada pelanggan, mitra, karyawan, dan pemegang saham atas dukungannya yang tak ternilai. Penghargaan ini menginspirasi kami untuk terus berinovasi dan mempercepat transformasi digital di Indonesia, memberdayakan talenta lokal, dan membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tutup Bayu.

Transformasi Digital Indonesia 2025: AI, IoT, dan Infrastruktur Privat Menjadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Digital

Perkembangan teknologi yang pesat diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun 2025. Laporan Google e-Conomy SEA 2024 mencatatkan ekonomi digital Indonesia mencapai nilai transaksi bruto (GMV) sebesar 90 miliar USD pada tahun 2024, dengan proyeksi lonjakan signifikan hingga 360 miliar USD pada 2030.

Menurut Haris Izmee, Direktur Utama Equinix Indonesia, perkembangan ekonomi digital Indonesia sangat didorong oleh kebijakan pemerintah dan adopsi cloud yang semakin luas oleh sektor bisnis. Teknologi inovatif seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan analitik big data, yang dipadukan dengan solusi berkelanjutan dan efisiensi energi, akan semakin mempercepat permintaan terhadap pusat data canggih. “Penting bagi pelaku bisnis dan pemimpin digital untuk mengikuti perubahan ini, memanfaatkan potensi teknologi terbaru, serta mengatasi tantangan yang ada untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” ungkapnya.

Equinix, dalam mendukung transformasi digital Indonesia seiring dengan visi Indonesia Emas 2045 dan Asta Cita pemerintah, siap menyediakan infrastruktur digital yang kuat serta layanan yang mendukung perkembangan berbagai organisasi. Seiring dengan perkembangan ini, diperkirakan empat tren utama akan membentuk peta bisnis dan teknologi di Asia-Pasifik, khususnya Indonesia.

Salah satu tren utama adalah lonjakan penggunaan AI, yang dipicu oleh ketersediaan Large Language Models (LLMs) di cloud publik. Meski demikian, banyak perusahaan mulai menyadari bahwa menggunakan infrastruktur alternatif bisa lebih efektif untuk beberapa beban kerja AI, terutama yang berkaitan dengan data pribadi. Oleh karena itu, tren ‘Model to Data’ mulai berkembang, di mana model AI dipasang di infrastruktur komputasi privat yang dekat dengan penyimpanan data, berbeda dengan pendekatan tradisional ‘Data to Model’.

Tren ini juga selaras dengan Kebijakan Satu Data Indonesia (SDI) yang mengutamakan prinsip data-once-only, memfasilitasi sinkronisasi arsitektur data antar lembaga untuk mendukung pengembangan AI dan meningkatkan kolaborasi antar sektor publik.

Keamanan data menjadi hal yang sangat penting, mengingat banyak aplikasi AI melibatkan data sensitif. Organisasi yang menangani data pribadi, seperti layanan keuangan atau kesehatan, kini lebih memilih menggunakan infrastruktur AI privat untuk menjaga privasi dan memenuhi ketentuan kedaulatan data. Selain itu, kecepatan juga menjadi faktor utama. Layanan AI yang membutuhkan latensi rendah, seperti aplikasi audio dan video, membutuhkan infrastruktur yang tersebar luas dan dekat dengan pengguna akhir untuk mengurangi waktu respons.

Terakhir, struktur biaya layanan AI perlu diperhitungkan. Layanan yang masih dalam tahap awal atau melibatkan data dalam jumlah kecil lebih cocok menggunakan cloud publik. Sebaliknya, layanan yang lebih matang dan melibatkan data dalam jumlah besar lebih efisien menggunakan infrastruktur privat.

Pada 2025, di Indonesia, wilayah Kalimantan Timur, Jakarta, dan Kepulauan Riau diperkirakan akan melihat permintaan tinggi terhadap AI. Sektor-sektor seperti pemasaran, game, dan pendidikan menjadi penggerak utama minat terhadap AI. Selain itu, data menunjukkan bahwa mayoritas pengguna tertarik dengan fitur AI di aplikasi seluler, seperti pengeditan foto dan video, yang semakin mendominasi kebutuhan digital di Indonesia.

Menguatkan Ekonomi Masyarakat melalui Program Digitalisasi di Pesantren

Digitalisasi telah menjadi elemen kunci dalam mendorong perubahan di berbagai sektor. PT. Nusantara Card Semesta (NCS) hadir dengan komitmen kuat untuk mendukung digitalisasi di masyarakat melalui program “Pesantren Melek Digital”.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang berbasis agama, sosial, dan budaya memiliki peran penting di era digital ini. Sayangnya, masih banyak pesantren yang belum memiliki akses dan keterampilan yang cukup untuk mengoptimalkan teknologi digital.

Melihat kebutuhan ini, NCS bekerja sama dengan Asosiasi Komunitas Profesi Sales Indonesia (Komisi) untuk meluncurkan program yang mendukung penguatan pesantren di Indonesia.

“Kami bersama Komisi melakukan kunjungan ke 12 pesantren di Pulau Jawa dari September hingga pertengahan Oktober untuk memberikan edukasi serta berbagi pengetahuan terkait pentingnya digitalisasi. Diharapkan, pesantren dapat lebih mudah beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi masyarakat,” kata Direktur Utama NCS, Reni Sitawati Siregar, dalam keterangan resminya, Rabu (30/10/2024).

Inisiatif ini juga selaras dengan Program Kemandirian Pesantren yang diusung oleh Kementerian Agama, bertujuan untuk menciptakan pesantren yang mandiri secara ekonomi agar dapat mendukung pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Ke depannya, NCS akan terus membuka peluang kolaborasi dengan pesantren, termasuk menjadikan mereka sebagai Mitra Agen NCS.

“Dengan kolaborasi ini, pesantren akan berperan sebagai bagian dari jaringan layanan pengiriman NCS, yang akan bermanfaat tidak hanya bagi santri dan pengajar, tetapi juga masyarakat sekitar,” lanjut Reni.

Digitalisasi: Motor Transformasi Bisnis Modern

Di era modern, digitalisasi menjadi faktor utama yang mendorong transformasi bisnis. Teknologi digital memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional, merespons dinamika pasar dengan cepat, dan meningkatkan kualitas layanan pelanggan.

“Perusahaan yang mengadopsi teknologi digital mampu memperoleh efisiensi lebih tinggi, operasional yang gesit, serta pendapatan yang lebih besar. Itulah yang dialami oleh NCS saat ini,” ungkap Reni.

Transformasi Digital NCS melalui Aplikasi MyNCS

Sejak 2017, Aplikasi ini memudahkan pelanggan untuk mengecek tarif kirim, menemukan lokasi cabang terdekat, serta mengatur pengiriman barang atau makanan sesuai jadwal yang diinginkan.

“Hingga kini, aplikasi MyNCS telah digunakan oleh lebih dari 25.000 pengguna, dengan total transaksi pada bulan September lalu mencapai lebih dari Rp 19 juta,” tambah Reni.

NCS juga berencana memperkenalkan teknologi sortir otomatis berbasis robot untuk meningkatkan efisiensi proses distribusi.

“Kami memiliki tim IT internal yang menangani semua proses digitalisasi, mulai dari front-end hingga back-end,” tutup Reni.