Tag Archives: AI

https://mezzojane.com

Xiaomi dan Lenovo Terobosan Besar di Riset CCTI 2025

IMD baru-baru ini merilis riset China Company Transformation Indicator (CCTI) 2025 yang menunjukkan perkembangan pesat sejumlah perusahaan China. Xiaomi dan Lenovo mencatatkan lompatan signifikan dalam peringkat mereka berkat inovasi yang terus berkembang serta adopsi teknologi AI. Xiaomi, misalnya, berhasil melonjak 10 peringkat, dari posisi 15 ke 5, sementara Lenovo naik 6 peringkat dari peringkat 10 ke posisi 4. Di sisi lain, Baidu berhasil menyalip Alibaba, menggusur raksasa e-commerce tersebut ke posisi ketiga.

Salah satu faktor utama yang mendorong kemajuan Xiaomi adalah ekspansi mereka dalam kendaraan listrik. IMD melaporkan bahwa bisnis kendaraan listrik Xiaomi menghasilkan pendapatan CNY9,7 miliar (sekitar Rp22,4 triliun) hingga kuartal ketiga 2024, dengan margin laba kotor mencapai 17,1%. Xiaomi juga mengalokasikan anggaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan (R&D), mencapai CNY19,1 miliar (Rp44,2 triliun) pada tahun 2023, meningkat 19,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, lebih dari 53% karyawan Xiaomi, sekitar 17.800 orang, terlibat dalam pengembangan AI, IoT, dan perangkat keras pintar.

Lenovo juga menunjukkan performa yang impresif, berkat peran dominannya dalam sektor komputasi AI dan infrastruktur cloud. Permintaan untuk komputasi berperforma tinggi yang didorong oleh AI memberikan Lenovo peluang besar dalam menyediakan solusi yang mendukung perkembangan bisnis perusahaan. Sementara itu, Tencent berhasil mempertahankan posisi teratas di CCTI 2025 setelah mengatasi berbagai tantangan regulasi, dengan fokus pada investasi besar-besaran di R&D.

Baidu meraih posisi kedua, berkat investasi masif di teknologi AI dan cloud computing, sedangkan Alibaba meskipun berhasil mempertahankan posisi ketiga, tetap bersaing ketat dengan perusahaan-perusahaan inovatif lainnya.

Google Mempercepat Transformasi Digital di Indonesia dengan AI

Inovasi kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh Google semakin mempercepat transformasi digital di Indonesia. Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh perusahaan, Google menyoroti sejumlah teknologi baru yang dirancang untuk merubah cara orang Indonesia mencari informasi, menikmati hiburan, dan terhubung dengan merek serta produk secara lebih personal. Google Search dan YouTube kini berada di garis depan dalam mengintegrasikan AI ke dalam pengalaman digital masyarakat, memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan lebih efisien.

Dan Taylor, Vice President Global Ads di Google, mengungkapkan bahwa teknologi AI sudah menjadi bagian fundamental dari pendekatan Google lebih dari sepuluh tahun. Dengan AI generatif, Google kini tidak hanya membantu bisnis dalam menjangkau audiens yang tepat pada waktu yang tepat, tetapi juga mendukung pengguna untuk berkreasi lebih luas. Di Indonesia, kebiasaan konsumen telah mengalami perubahan besar. Mereka kini dapat mencari produk hanya dengan memotret objek atau menggunakan fitur Circle to Search yang memungkinkan pencarian melalui layar ponsel.

YouTube juga menunjukkan perkembangan luar biasa di Indonesia, dengan rata-rata pengguna yang menonton lebih dari 4 jam per hari melalui TV. Pengguna aktif di YouTube Shorts juga meningkat pesat, menunjukkan bahwa konsumen semakin terbiasa dengan format video pendek. Selain itu, Google Search semakin efisien dengan adanya AI Overviews, yang memungkinkan pengguna mendapatkan ringkasan otomatis untuk mempermudah pengambilan keputusan.

Di sisi lain, Google Lens yang digunakan untuk pencarian visual juga mengalami pertumbuhan signifikan. Sekitar 1 dari 4 kueri yang dilakukan dengan Lens terkait dengan pembelian produk atau pencarian layanan. Ini menunjukkan bahwa pencarian visual kini menjadi tren masa depan, mengubah cara orang berinteraksi dengan informasi secara lebih langsung dan spontan.

BRIN Pacu Inovasi AI untuk Perkuat Pertahanan Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah menggencarkan pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) guna memperkuat sektor industri strategis pertahanan nasional. Dalam acara temu bisnis industri strategis pertahanan berbasis riset dan inovasi yang digelar di Kawasan Sains dan Teknologi B.J. Habibie, Tangerang Selatan, Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, menekankan bahwa penerapan AI dapat meningkatkan efisiensi serta kinerja sistem pertahanan dengan biaya yang lebih terjangkau.

Handoko mencontohkan bahwa AI dapat diterapkan di berbagai sektor seperti sistem telekomunikasi, pemetaan, dan pengambilan gambar udara. Selain itu, BRIN juga tengah mengembangkan teknologi pemetaan dan pengawasan, serta pesawat tanpa awak atau drone dari berbagai ukuran. AI dinilai mampu memperkuat kemampuan sistem-sistem ini, terutama dalam pengolahan data dan respons otomatis yang dibutuhkan di medan operasi modern.

Tak hanya mengandalkan AI, BRIN juga mengembangkan teknologi material baru seperti komposit ringan yang diperuntukkan bagi drone. Material tersebut diharapkan mampu meningkatkan kapasitas angkut tanpa mengorbankan kekuatan dan struktur dari perangkat udara tersebut. Pengembangan ini menjadi bagian dari strategi BRIN untuk menyokong teknologi pertahanan yang tangguh dan adaptif terhadap tantangan zaman.

Sementara itu, Wakil Menteri Pertahanan, Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto, menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi antara peneliti, pelaku industri, dan pengguna. Ia menegaskan bahwa AI dan elektronika merupakan dua sektor penting yang harus menjadi fokus riset, karena perkembangan global di bidang tersebut berlangsung sangat cepat. Menurutnya, sinergi antara riset dan industri adalah kunci agar Indonesia tidak tertinggal dalam kemajuan teknologi pertahanan modern.

Kecerdasan Buatan vs Manusia: Mengapa AI Masih Kesulitan Membuat Analogi

Penelitian terbaru yang diterbitkan pada Februari 2025 dalam jurnal Transactions on Machine Learning Research mengungkapkan perbedaan mendalam antara cara manusia dan kecerdasan buatan (AI) memproses informasi, terutama dalam membuat analogi. Meskipun AI berkembang pesat, penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan AI dalam membuat analogi sederhana jauh tertinggal dibandingkan manusia. Para ilmuwan menguji kemampuan model bahasa besar (LLM) dan manusia dalam menyelesaikan soal analogi dan pola angka digital. Hasilnya, manusia unggul dalam menyelesaikan soal tersebut, sedangkan performa AI menurun tajam ketika soal menjadi lebih kompleks. Contohnya, dalam soal perubahan huruf, manusia cenderung dapat dengan cepat memahami pola, sementara AI sering gagal.

Salah satu temuan utama adalah bahwa AI masih belum memiliki kemampuan “zero-shot learning,” kemampuan manusia untuk menggeneralisasi dari pola yang belum pernah ditemui sebelumnya. AI hanya mampu mencocokkan pola yang telah ada, tetapi kesulitan dalam menarik kesimpulan dari situasi baru. Ini menunjukkan bahwa meskipun AI mampu mengenali pola, ia belum dapat membuat generalisasi seperti manusia. Kelemahan ini memiliki dampak signifikan, terutama dalam bidang hukum, di mana AI mulai digunakan untuk membantu analisis kasus dan rekomendasi hukuman. Tanpa kemampuan berpikir analogis yang kuat, AI berisiko gagal dalam menghubungkan preseden hukum yang relevan. Oleh karena itu, penelitian ini memperingatkan agar kita berhati-hati dalam mengandalkan AI untuk pengambilan keputusan penting, karena meskipun canggih, AI masih jauh dari kemampuan berpikir manusia.

Canggih! Bigbox AI Telkom Bisa Tangkal Serangan Siber Lebih Cepat

Perkembangan teknologi semakin pesat, begitu pula dengan ancaman siber yang semakin kompleks. Untuk menghadapi tantangan ini, BigBox AI dari Telkom memperkenalkan Anomaly Detection AI, sebuah solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk mendeteksi dan merespons ancaman siber dengan lebih cepat dan akurat. Teknologi ini diharapkan menjadi benteng pertahanan utama dalam menjaga keamanan sistem digital dari berbagai serangan berbahaya.

Anomaly Detection AI: Solusi Deteksi Ancaman Real-Time

EVP Digital Business & Technology Telkom, Komang Budi Aryasa, menjelaskan bahwa Anomaly Detection AI memiliki kemampuan untuk menganalisis data secara real-time. Sistem ini dapat memantau pola aktivitas yang mencurigakan dan segera memberikan peringatan jika ada anomali yang berpotensi membahayakan keamanan siber. Dengan kecepatan respons yang tinggi, langkah mitigasi dapat segera diambil sebelum ancaman berkembang lebih jauh.

Keunggulan utama dari teknologi ini adalah kemampuannya dalam mengolah data berkualitas tinggi untuk melatih algoritma AI. Data yang digunakan mencakup berbagai skenario ancaman siber, termasuk rekaman serangan sebelumnya, log keamanan jaringan, hingga interaksi sistem yang umum terjadi. Dengan pendekatan berbasis data ini, Anomaly Detection AI mampu mengenali pola serangan dan merespons dengan tindakan yang tepat.

Pembelajaran dari Kasus Serangan Siber di Dunia

Penerapan AI dalam keamanan siber telah terbukti efektif di berbagai sektor. Salah satu contohnya adalah kasus yang dialami sebuah perusahaan pertanian di Amerika Serikat pada tahun 2020, yang berhasil mendeteksi serangan ransomware berkat sistem AI yang dikonfigurasikan dalam mode pasif. Meskipun tidak secara otomatis memblokir serangan, sistem AI tetap mampu merekomendasikan pemblokiran lalu lintas Command and Control (C2) yang berbahaya, sehingga mencegah dampak yang lebih besar terhadap perusahaan tersebut.

Dukungan Telkom untuk Sektor Vital dengan AI

Selain digunakan dalam sektor keamanan, Telkom juga terus mengembangkan solusi AI untuk berbagai industri penting, termasuk sektor finansial. BigBox AI berperan dalam membantu bank meningkatkan keamanan transaksi digital serta melindungi data nasabah dari ancaman pencurian atau peretasan. Dengan meningkatnya jumlah transaksi online, keamanan siber menjadi prioritas utama bagi industri keuangan, dan AI dapat menjadi solusi yang efektif untuk memastikan perlindungan data secara optimal.

Sebagai bentuk komitmen terhadap keamanan data, BigBox AI Telkom telah mengantongi sertifikasi ISO 27701:2019 dan ISO 27001:2022. Kedua sertifikasi ini menunjukkan bahwa sistem AI Telkom telah memenuhi standar global dalam manajemen privasi dan keamanan informasi.

“Telkom melalui BigBox AI telah meraih dua sertifikasi ISO yang memastikan keamanan informasi dan perlindungan data pribadi sesuai dengan regulasi global. Pencapaian ini menegaskan komitmen kami dalam menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan berkelanjutan,” ujar Komang Budi Aryasa dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (11/3/2025).

BigBox AI, Pilar Keamanan Digital Masa Depan

Dengan teknologi yang semakin berkembang, serangan siber pun menjadi lebih canggih dan sulit dideteksi. Oleh karena itu, solusi berbasis AI seperti Anomaly Detection AI dari BigBox AI menjadi kebutuhan mendesak bagi perusahaan, institusi, dan bahkan masyarakat umum.

Ke depannya, Telkom akan terus berinovasi dalam pengembangan teknologi AI guna menciptakan ekosistem digital yang lebih aman dan terpercaya. Dengan pendekatan berbasis AI, keamanan siber dapat ditingkatkan secara proaktif, sehingga berbagai sektor industri dapat beroperasi dengan lebih aman tanpa takut terhadap ancaman siber yang merugikan.

Perkembangan Teknologi: AI, 5G, dan Komputasi Kuantum Ubah Dunia

Kemajuan teknologi yang terus melaju pesat telah membawa dampak besar bagi kehidupan manusia. Inovasi seperti kecerdasan buatan (AI), jaringan 5G, dan komputasi kuantum menjadi pilar utama dalam transformasi digital. Perkembangan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dalam berbagai aspek kehidupan, tetapi juga membuka peluang baru di berbagai industri.

Kecerdasan Buatan (AI) Mengubah Berbagai Sektor

Teknologi kecerdasan buatan (AI) kini semakin canggih dan diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk otomatisasi, analisis data, hingga interaksi manusia dengan mesin. AI telah merambah sektor kesehatan, keuangan, manufaktur, serta transportasi, memberikan efisiensi dan akurasi yang lebih tinggi.

Di dunia medis, pemanfaatan AI memungkinkan diagnosis penyakit lebih cepat dan akurat, bahkan mampu membantu dokter dalam merancang metode pengobatan yang lebih efektif. Sementara itu, dalam dunia industri, AI berperan dalam mengoptimalkan proses produksi, mengurangi kesalahan manusia, serta meningkatkan efisiensi operasional.

Tidak hanya itu, chatbot berbasis AI dan asisten virtual seperti ChatGPT telah mengubah cara manusia berkomunikasi serta mengakses informasi. Teknologi ini memungkinkan perusahaan untuk memberikan layanan pelanggan yang lebih cepat, responsif, dan efisien.

Jaringan 5G Meningkatkan Konektivitas Global

Jaringan 5G mulai diterapkan di banyak negara dan membawa revolusi dalam kecepatan internet serta komunikasi data. Dengan latensi rendah dan kecepatan transfer data yang luar biasa, teknologi ini mendukung berbagai inovasi, mulai dari kendaraan otonom, smart city, hingga pengembangan Internet of Things (IoT).

Dalam dunia industri, 5G memungkinkan otomatisasi berbasis IoT yang meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Di sektor hiburan, pengalaman streaming dan gaming menjadi lebih lancar serta interaktif, memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna.

Selain itu, dalam bidang kesehatan, jaringan 5G memungkinkan pengembangan telemedicine yang lebih efektif. Bahkan, operasi jarak jauh kini menjadi lebih akurat berkat kecepatan transfer data yang tinggi.

Komputasi Kuantum: Era Baru dalam Pemrosesan Data

Komputasi kuantum menjadi inovasi mutakhir yang dapat merevolusi pengolahan data. Berbeda dengan komputer konvensional, sistem ini menggunakan bit kuantum (qubit) yang memiliki kemampuan pemrosesan jauh lebih cepat. Dengan teknologi ini, masalah yang sebelumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan dapat dirampungkan dalam hitungan detik.

Sejumlah perusahaan teknologi besar seperti Google, IBM, dan Microsoft sedang berlomba mengembangkan komputer kuantum untuk berbagai aplikasi, termasuk kriptografi, riset farmasi, hingga simulasi perubahan iklim.

Walaupun masih dalam tahap pengembangan, banyak pakar meyakini bahwa komputasi kuantum akan membawa lompatan besar dalam dunia teknologi, terutama dalam bidang keamanan siber, penelitian ilmiah, serta pemrosesan data dalam skala besar.

Kesimpulan

Teknologi terus berkembang dengan pesat, menghadirkan inovasi yang mengubah berbagai aspek kehidupan. AI, 5G, dan komputasi kuantum menjadi tiga inovasi utama yang mendorong revolusi digital di berbagai sektor.

Seiring perkembangan yang tak terbendung, masa depan diprediksi akan semakin canggih dan efisien. Teknologi ini tidak hanya mempermudah kehidupan manusia, tetapi juga membuka peluang baru yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai industri di seluruh dunia.

Meta Siapkan Aplikasi Mandiri untuk Chatbot AI Guna Bersaing di Pasar Global

Meta dikabarkan tengah mempersiapkan peluncuran aplikasi mandiri bagi asisten kecerdasan buatan mereka, Meta AI. Sejak diperkenalkan pada 2023, Meta AI telah terintegrasi di berbagai platform media sosial milik Meta, seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Namun, perusahaan kini berencana menghadirkan versi aplikasi mandiri guna bersaing dengan layanan serupa seperti ChatGPT dan Gemini.

Berdasarkan laporan CNBC, seorang sumber yang mengetahui rencana ini mengungkapkan bahwa Meta AI dalam bentuk aplikasi mandiri diperkirakan akan dirilis pada kuartal kedua tahun ini. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar CEO Meta, Mark Zuckerberg, untuk membawa perusahaannya menjadi pemimpin dalam pengembangan kecerdasan buatan.

Chatbot Meta AI pertama kali dirilis pada September 2023 sebagai asisten digital berbasis AI generatif yang dapat merespons berbagai permintaan pengguna, termasuk pembuatan gambar dan pencarian informasi. Pada April lalu, Meta semakin mendorong penggunaan teknologi ini dengan menggantikan fitur pencarian di Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Messenger dengan Meta AI.

Saat ini, Meta AI telah mencapai sekitar 700 juta pengguna aktif bulanan, meningkat dari 600 juta pada Desember lalu. Meski demikian, para analis menilai sulitnya membandingkan pengguna Meta AI dengan pesaingnya seperti ChatGPT karena belum tersedia sebagai aplikasi individu. Editor data Business of Apps, David Curry, menyebut bahwa situs web mandiri Meta AI hanya memperoleh kurang dari 10 juta tampilan per bulan, angka yang masih jauh tertinggal dibandingkan layanan AI utama lainnya.

Amazon Perkenalkan Alexa+ sebagai Asisten Virtual yang Lebih Cerdas

Amazon resmi meluncurkan versi terbaru dari asisten virtualnya, Alexa+, yang diklaim memiliki kecerdasan lebih tinggi dan kemampuan yang lebih baik dalam menangani berbagai tugas. Namun, dalam acara peluncuran yang berlangsung di New York pada Rabu, Amazon tidak memperkenalkan perangkat Echo baru untuk mendukung teknologi ini.

Panos Panay, Kepala Divisi Perangkat dan Layanan Amazon, mengisyaratkan bahwa perusahaan tengah mengembangkan berbagai perangkat berbasis kecerdasan buatan yang akan hadir di masa depan. Pernyataannya muncul di tengah persaingan ketat dalam industri teknologi, di mana perusahaan seperti Apple dan Microsoft terus memperbarui teknologi AI mereka. Apple baru saja meluncurkan fitur Apple Intelligence di lini iPhone 16, sementara Microsoft menjadikan Copilot sebagai fitur utama dalam sistem operasi Windows.

Amazon sendiri telah memiliki berbagai perangkat pintar, mulai dari speaker pintar Echo hingga kamera keamanan Ring dan router Eero. Kini, Alexa+ mulai diintegrasikan dengan beberapa perangkat tersebut, memungkinkan pengguna mendapatkan informasi dari rekaman kamera Ring saat mereka tidak berada di rumah.

Salah satu inovasi AI yang sedang berkembang adalah kacamata pintar, yang menggabungkan asisten virtual dengan pengenalan suara dan gambar. Meta telah berhasil dengan kacamata Ray-Ban yang mampu menerjemahkan bahasa dan memberikan informasi visual kepada penggunanya, dengan lebih dari dua juta unit terjual sejak peluncurannya pada 2023. Amazon sebelumnya telah merilis Echo Frames, kacamata pintar berbasis Alexa, namun tanpa kamera dan fitur AI yang lebih canggih, perangkat ini belum mampu bersaing di pasar.

Panay tidak memberikan detail spesifik mengenai perangkat AI baru yang sedang dikembangkan Amazon, tetapi menegaskan bahwa perusahaan sedang membangun ekosistem perangkat yang lebih terhubung. Dengan berkembangnya teknologi AI dan semakin banyak perusahaan yang mengadopsinya, inovasi yang akan datang dari Amazon patut dinantikan.

Teknologi Berubah Cepat, Sultan Brunei Soroti Peluang Baru

Sultan Brunei, Haji Hassanal Bolkiah, menyoroti dampak besar revolusi teknologi, khususnya kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), sebagai peluang strategis bagi masa depan negaranya. Pernyataan ini disampaikan dalam Sidang Pertama Sesi ke-21 Dewan Legislatif Brunei pada Rabu (26/2).

Dalam pidatonya, Sultan menegaskan bahwa Brunei harus mempersiapkan diri menghadapi perkembangan teknologi global dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia serta memperkuat kemampuan nasional di era transformasi digital.

Komitmen Brunei dalam Transformasi Ekonomi

Sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang kaya akan sumber daya alam, terutama minyak dan gas, Brunei terus berupaya melakukan diversifikasi ekonomi. Pemerintah menargetkan pertumbuhan di berbagai sektor strategis, termasuk industri hilir minyak, pariwisata, perdagangan internasional, serta inovasi di bidang teknologi tinggi.

Transformasi ekonomi ini sejalan dengan visi Brunei untuk mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan menciptakan fondasi ekonomi yang lebih berkelanjutan. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kebijakan telah diterapkan guna mempercepat pertumbuhan sektor nonmigas, termasuk peningkatan investasi pada infrastruktur digital dan pengembangan industri berbasis teknologi.

Pertumbuhan Ekonomi di Sektor Nonmigas

Salah satu indikator keberhasilan strategi diversifikasi ekonomi Brunei terlihat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) di sektor nonmigas. Dari 2017 hingga 2023, sektor ini mengalami rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 4,3 persen. Pertumbuhan tersebut turut berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nasional ke berbagai pasar baru, memperluas jangkauan produk Brunei di kancah global.

Dengan terus mendorong inovasi dan investasi di bidang teknologi, Brunei berharap dapat memanfaatkan potensi AI dan revolusi digital untuk meningkatkan daya saingnya di tingkat internasional. Sultan menekankan bahwa kesiapan sumber daya manusia menjadi kunci utama dalam memastikan Brunei tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pemain aktif dalam lanskap industri global yang semakin kompetitif.

Alibaba Cloud Buka Akses Open-Source untuk AI Video Generator Seri Wan2.1

Alibaba Cloud secara resmi mengumumkan bahwa mereka telah merilis akses open-source untuk model kecerdasan buatan penghasil video sebagai bagian dari inisiatif terbaru dalam mendukung komunitas teknologi terbuka. Dalam pernyataan resminya pada Rabu, perusahaan ini mengungkapkan bahwa empat model terbaru dari seri Wan2.1, yaitu T2V-14B, T2V-1.3B, I2V-14B-720P, dan I2V-14B-480P, kini dapat diakses oleh akademisi, peneliti, serta institusi komersial secara global. Model ini merupakan pengembangan dari Tongyi Wanxiang dan memiliki parameter sebesar 14 miliar serta 1,3 miliar, yang dirancang untuk menghasilkan gambar dan video berkualitas tinggi dari teks maupun gambar.

Seri Wan2.1 menjadi model AI pertama yang mendukung efek teks dalam bahasa Mandarin dan Inggris, serta unggul dalam menciptakan visual realistis dengan ketajaman piksel yang lebih baik, gerakan dinamis yang lebih alami, serta akurasi dalam mengeksekusi instruksi. Berkat kemampuan tersebut, model ini berhasil menempati peringkat teratas di VBench leaderboard, sebuah tolok ukur utama bagi AI pembuat konten video, serta menjadi satu-satunya model open-source yang masuk dalam lima besar di Hugging Face.

Model-model ini kini tersedia di platform Model Scope serta Hugging Face, memungkinkan lebih banyak pengembang dan perusahaan untuk menciptakan konten video berkualitas tinggi dengan biaya lebih efisien. Model T2V-14B cocok untuk menghasilkan visual dengan gerakan kompleks, sementara T2V-1.3B menawarkan keseimbangan antara kualitas dan efisiensi daya komputasi, memungkinkan pembuatan video 480p berdurasi 5 detik hanya dalam 4 menit menggunakan laptop standar. Selain itu, model I2V-14B-720P dan I2V-14B-480P juga mendukung konversi gambar menjadi video, memberikan lebih banyak fleksibilitas bagi pengguna dalam menghasilkan konten visual.

Sebagai pionir dalam teknologi AI open-source, Alibaba Cloud telah lebih dulu merilis model Qwen pada 2023, yang kini menjadi salah satu model paling banyak digunakan dengan lebih dari 100.000 versi turunan di Hugging Face. Dengan langkah terbaru ini, Alibaba Cloud semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam inovasi AI global.